Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok Agama di Korsel Berusaha Hilangkan Kesalahpahaman Tentang Islam

siti aisyah - Sabtu, 10 Desember 2022 - 15:18 WIB

Sabtu, 10 Desember 2022 - 15:18 WIB

34 Views ㅤ

Seoul, MINA – Sebuah kelompok lintas agama di Korea Selatan menyelenggarakan sebuah seminar untuk membantu orang menghilangkan kesalahpahaman tentang Islam agar terjalin hubungan lebih baik dengan agama minoritas di negara tersebut.

Dikutip dari UCA News, Acara itu diselenggarakan oleh Korean Religious Peace Conference (KCRP) dengan menggelar seminar publik tentang dialog antara agama Korea dan Islam bertajuk “Islam: Mendekati Koeksistensi Damai dan Masa Depan” pada 5-6 Desember di Masjid Pusat di ibu kota Seoul, Korea Selatan.

Dalam pidato pembukaannya, Kim Dong-eok, presiden Asosiasi Muslim Korea, menekankan bahwa Islam adalah agama damai.

“Ada orang yang salah memahami makna Islam yang sebenarnya di masyarakat Korea. Saya berharap banyak orang yang memahami dan bekerja sama dengan Islam Korea melalui seminar ini,” kata Kim.

Baca Juga: PBB: Pasukan UNIFIL di Lebanon Hadapi Ancaman Serius

KCRP didirikan pada tahun 1965 oleh para pemimpin dari enam kelompok agama; Protestan, Buddha, Konfusianisme, Won-Buddha, Cheondo-gyo, dan Katolik, dengan tujuan mempromosikan dialog dan keharmonisan di antara pemeluk berbagai agama.

Dalam seminar ini, Imam Lee Ju-hwa membahas persepsi publik tentang Islam sebagai agama yang represif akibat aktivitas ekstremis.

“Sejak serangan teroris 9/11 pada tahun 2001,  Islam semakin dicitrakan sebagai salah satu kekerasan, kediktatoran, dan penindasan,” ujarnya.

“Ketika orang meninggalkan prasangka dan menerima perbedaan satu sama lain, koeksistensi berbagai bentuk masyarakat dan agama serta perdamaian sejati dapat terwujud,” tambahnya.

Baca Juga: Pria Australia Dihukum karena Ancam Bunuh Senator Muslim

Di Korea, miskonsepsi dilaporkan telah mempengaruhi persepsi publik terhadap Muslim.

Sebelumnya pada bulan Mei, media Korea berusaha menjelek-jelekkan Muslim atas kebuntuan lingkungan antara imigran Muslim dan non-Muslim Korea atas pembangunan masjid di kota selatan Daegu.

Insiden itu terjadi empat tahun setelah sekitar 550 pencari suaka Yaman mendarat di Pulau Jeju melalui sistem masuk bebas visa 30 hari. Kedatangan pengungsi Muslim disambut dengan liputan media xenofobia di Korea Selatan.

Beberapa media juga menyebarkan Islamofobia dengan melaporkan narasi “teroris yang menyamar sebagai pencari suaka” di seluruh negeri.

Baca Juga: Kecelakaan Bus di Madinah, Puluhan Jamaah Umrah India Wafat

Muslim di Korea Selatan diperkirakan berjumlah sekitar 200.000, atau 0,4 persen dari 51,7 juta penduduk, menurut Federasi Muslim Korea. (T/R6/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Aktivis Afsel Tuduh Israel Manfaatkan LSM “Al-Majd Europe” untuk Kirim Warga Gaza ke Negaranya

Rekomendasi untuk Anda

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2025 yang diselenggarakan di Hwabaek International Convention Centre (HICO), Gyeongju, Republik Korea, pada Jumat, 31 Oktober 2025. (Foto: BPMI Setpres)
Asia
Tausiyah
MINA Preneur
MINA Sport
MINA Sport