Sana’a, 30 Rabi’ul Awwal 1437/10 Januari 2016 (MINA) – Pemerintah Yaman mengatakan, Sabtu (9/1), bahwa pembicaraan damai yang akan digelar pada 14 Januari amat mungkin mengalami penundaan hingga melampaui jadwal yang ditetapkan.
Musababnya, kata juru bicara Rajeh Badi pemerintah, mantan Presiden Ali Abdullah Saleh telah mengumumkan tidak akan ambil bagian dalam perundingan. Faktor penghambat lainnya adalah kurangnya komitmen kelompok pemberontak Houthi untuk melepaskan para tahanan sesuai dengan yang dijanjikan.
Saleh telah bergabung dengan Syiah Houthi dalam memerangi koalisi pimpinan Arab Saudi yang mendukung pemerintah Yaman yang sah di bawah kepemimpinan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi, Arab News melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad
Saluran berita Al-Ekhbariya melaporkan, sebanyak 35 penyusup Houthi tewas di daerah perbatasan Rabuah pada Jumat. Para anggota pemberontak Houthi terpantau mengevakuasi 35 mayat rekan mereka dari wilayah itu.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Al-Ekhbariya mengungkapkan terjadi baku tembak intens antara pasukan Perlawanan Rakyat Yaman dan milisi Houthi di dekat Provinsi Taiz. Pesawat koalisi Arab menggempur milisi pemberontak di wilayah tersebut, menyebabkan kerugian besar pada kalangan militan.
Kementerian Luar Negeri Yaman sebelumnya membantah laporan bahwa Kedutaan Besar Iran di Sana’a menjadi sasaran tembak pasukan koalisi. Kementerian itu menunjukkan foto-foto untuk membuktikan bahwa bangunan Kedubes Iran tidak mengalami kerusakan apapun.
Sejumlah media internasional telah menuduh Saudi menargetkan kedutaan Iran dalam upaya nyata untuk mengalihkan perhatian dunia dari kekejaman yang dilakukan oleh pemberontak yang didukung Iran di wilayah tersebut.
Kementerian Luar Negeri Yaman memperingatkan pihak pemberontak dan milisi agar tidak menjadikan misi diplomatik sebaai sasaran serangan.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Menurut sumber di kementerian itu,Yaman telah memutuskan hubungan dengan Iran pada Oktober lalu. (P022/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina