Kelompok HAM Israel Tolak Rencana Netanyahu Perluas Permukiman

Al-Quds, 16 Muharram 1438/17 Oktober 2016 (MINA) – Sebuah kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) B’Tselem, pada Ahad (16/10) menyatakan menolak rencana PM Benjamin Netanyahu yang akan memperluas Israel di atas tanah warga Palestina.

Netanyahu menuduh B’tselem itu telah bergabung dengan “paduan suara fitnah” terhadap Israel, setelah kelompok hak asasi tersebut mendesak Dewan Keamanan PBB  mengambil tindakan tegas terhadap masalah permukiman ilegal, Kantor Berita Islam MINA melaporkan dari sumber The Voice of Amerika.

B’Tselem bergabung dengan American Friends of Peace Now, afiliasi dari pengawas anti-permukiman Israel, menyampaikan penolakan itu pada sesi informal Dewan Keamanan PBB, Jumat (14/10).

Hagai El-Ad, Direktur Eksekutif B’Tselem, mengatakan dalam sesi itu bahwa pada peringatan 50 tahun perang 1967 tahun depan, “hak-hak Palestina harus diwujudkan, pendudukan harus berakhir, maka DK PBB harus bertindak, dan sekarang waktunya.”

Sabtu (15/10) malam berikutnya, Netanyahu menuduh kelompok itu telah membuat “klaim palsu”, dan mengatakan ia akan menghapus B’Tselem dari daftar organisasi di Israel.

Netanyahu mengulangi pernyataannya bahwa permukiman bukan akar penyebab konflik dengan Palestina. Dia mengatakan bahwa konflik berakar pada “penolakan Palestina yang terus-menerus untuk mengakui negara Yahudi di setiap perbatasan.”

Israel merebut Tepi Barat dan Al-Quds, bersama dengan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah 1967, dan mulai membangun permukiman segera setelahnya.

Sementara itu Palestina menyatakan wilayah-wilayah tersebut adalah tanah Palestina , sehingga menilai pembangunan permukiman-permukiman di sana oleh Israel adalah ilegal, sikap yang juga mendapat dukungan internasional.

B’Tselem menanggapi pernyataan Netanyahu, dengan mengatakan bahwa “tidak seperti perdana menteri dan fitnahnya, kami percaya bahwa publik Israel adalah layak untuk diajak berdiskusi seputar masalah pendudukan.”

“Perdana Menteri tidak memiliki jawaban untuk publik Israel,” tambahnya. “Ini tidak akan menghalangi kita, maupun ratusan ribu warga Israel yang menentang penjajahan,” lanjut Hagai El-Ad, Direktur Eksekutif B’Tselem.

B’Tselem membuat marah Netanyahu, apalagi setelah adanya resolusi Lembaga Budaya PBB UNESCO pekan lalu yang menyebutkan Israel Yahudi tidak ada hubungannya dengan Masjid Al-Aqsha, tempat suci Islam.

Kolumnis Ben Caspit mengkritik cara B’Tselem, dengan mengatakan langkah itu mempertaruhkan perlawanan publik. Namun dia mengatakan apa yang telah dilakukan itu bukanlah “pengkhianatan.” (T/P4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

http://voanews.com/a/israel-rights-group-vows-to-fight-policy/3553608.html

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.