Jeddah, MINA – Sekitar sejuta ranjau telah ditanam oleh milisi Houthi di Yaman selama tiga tahun terakhir, yang merenggut nyawa lebih dari 1.000 warga sipil, kata Tim Proyek Pembersihan Ranjau Arab Saudi (MASAM), Sabtu (4/8).
Yaman disebut sebagai medan ranjau terbesar di dunia sesudah Perang Dunia II.
MASAM bertugas mencari dan menjinakkan ranjau di Yaman untuk melindungi warga sipil dan memastikan pasokan bantuan kemanusiaan yang mendesak dapat dikirimkan dengan aman.
Dalam pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita negara UEA, WAM, proyek itu mengatakan telah mendeteksi dan memindahkan lebih dari 900 ranjau dan bahan peledak hanya dalam waktu dua pekan.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
“Tim MASAM telah berhasil mendeteksi dan menjinakkan 919 ranjau dan bahan peledak di Taiz, Pantai Laut Merah, Beihan, Osailan, Saada, Shabwa dan Marib, hanya selama dua pekan setelah peluncuran proyek,” Osama Al-Qasibi, Direktur Jenderal MASAM, mengatakan dalam pernyataan.
“Sebagian besar dari ranjau itu adalah ranjau anti-kendaraan dan anti-personel yang dilarang secara internasional yang berasal dari sumber-sumber perbedaan di samping 288 ranjau yang dibuat secara lokal atau buatan Iran,” tambahnya.
Dia juga mencatat bahwa Houthi sedang mengembangkan ranjau anti-kendaraan dan mengubahnya menjadi bahan peledak anti-personel untuk mengintimidasi dan meneror warga sipil.
Dilaporkan sebelumnya bahwa ranjau darat di Yaman mengancam kehidupan sehari-hari. Ini telah membuat Yaman menjadi salah satu medan perang ranjau darat terbesar sejak Dunia Perang Dunia II. (T/R11/P1)
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Mi’raj News Agency (MINA)
t