Beirut, MINA – Kelompok Islam di Lebanon dan pasukan Islam di kamp pengungsi Palestina Ain al-Hilweh, Lebanon selatan, mengatakan, normalisasi atau pengakuan apapun atas pendudukan Israel telah mengecewakan rakyat Palestina.
Hal itu dinyatakan dalam pernyataan bersama, setelah pertemuan yang diadakan di kamp Ain al-Hilweh, Senin (23/11), antara delegasi dari Kelompok Islam, termasuk pejabat politik di wilayah selatan Bassam Hammoud, Sheikh Hussein Qasim (Persatuan Cendekiawan Palestina), Abu Husam Zuaiter (Gerakan Hamas), Moein Abbas (Gerakan Jihad Islam), Abu Muhammad Balata (Gerakan Mujahid Islam) dan Abu Suleiman (Liga Ansar Islam).
Dalam pertemuan tersebut, dibahas hubungan Lebanon-Palestina dalam bidang politik, kesehatan dan perkembangan perjuangan Palestina. Quds Press melaporkan.
Dalam pernyataan, dikemukakan, pertemuan tersebut menekankan perlunya fokus perhatian negara-negara Islam pada perjuangan Palestina.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Pernyataan juga menegaskan, “setiap normalisasi atau pengakuan atas entitas Zionis Israel adalah pengkhianatan terhadap rakyat Palestina dan perjuangan mereka.”
“Pilihan jihad dan perlawanan adalah satu-satunya cara untuk membebaskan Palestina, dan bahwa semua kesepakatan dan hubungan dengan Zionis Israel belum mencapai apapun untuk kepentingan Palestina.”
Mengenai urusan dalam negeri, pertemuan tersebut menegaskan kelanjutan koordinasi dan kerjasama antara kelompok Islam dan kekuatan Islam di kamp, untuk kepentingan rakyat Lebanon dan Palestina.
Ada sekitar 174 ribu pengungsi Palestina yang tinggal di Lebanon, di 12 kamp dan 156 daerah, menurut statistik terbaru dari Administrasi Pusat Lebanon tahun 2020. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)