Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok Muslim AS Kecam Hadiah Nobel Maria Machado, Pendukung Likud Israel

Hasanatun Aliyah Editor : Widi Kusnadi - 2 jam yang lalu

2 jam yang lalu

14 Views

Venezuelan opposition leader Maria Corina Machado (foto: x)

Washington, MINA – Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) pada Jumat (10/10) mengecam keras keputusan Komite Nobel yang memberikan Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini kepada tokoh oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, dengan menyebut keputusan itu sebagai langkah tidak bermoral.

Dalam pernyataannya, CAIR menuduh Machado sebagai pendukung Partai Likud Israel yang rasis serta terlibat dalam dukungan terhadap fasisme anti-Muslim di Eropa.

“Machado adalah pendukung vokal Partai Likud Israel yang rasis, dan awal tahun ini ia berbicara dalam sebuah konferensi kelompok fasis Eropa, termasuk Geert Wilders dan Marie Le Pen yang secara terbuka menyerukan ‘Reconquista baru,’ mengacu pada pembersihan etnis terhadap Muslim dan Yahudi Spanyol pada abad ke-16,” kata CAIR.

Organisasi hak Muslim terbesar di AS itu menegaskan, penghargaan Nobel seharusnya diberikan kepada individu yang menunjukkan konsistensi moral dengan memperjuangkan keadilan untuk semua orang, bukan kepada politisi yang menuntut demokrasi di negaranya namun mendukung rasisme, kebencian dan fasisme di luar negeri.

Baca Juga: Pemerintahan Trump Diduga Blokir Pendanaan untuk Organisasi Islam di AS

“Kami menyerukan kepada Maria Corina Machado untuk menarik dukungannya terhadap Partai Likud dan fasisme anti-Muslim di Eropa,” ujar CAIR, sambil mendesak Komite Nobel agar mempertimbangkan kembali keputusannya yang dinilai merusak reputasi lembaga tersebut.

CAIR juga menilai, seorang pembenci Muslim dan pendukung fasisme Eropa tidak pantas disebut sejajar dengan tokoh-tokoh seperti Dr. Martin Luther King Jr. dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian lain yang layak.

Menurut CAIR, Komite Nobel seharusnya memberi penghargaan kepada pihak yang menunjukkan keberanian moral dalam memperjuangkan keadilan universal, seperti mahasiswa, jurnalis, aktivis dan tenaga medis yang mempertaruhkan karier bahkan nyawa mereka untuk menentang kejahatan masa kini, genosida di Gaza.

Komite Nobel Norwegia mengumumkan Maria Corina Machado sebagai pemenang, meskipun Presiden AS Donald Trump sebelumnya secara terbuka melobi agar dirinya dipertimbangkan sebagai penerima penghargaan tersebut.

Baca Juga: Trump Mulai PHK Massal Saat Krisis Shutdown Pemerintahannya

Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu diberikan kepada kelompok Nihon Hidankyo, gerakan akar rumput para penyintas bom atom di Jepang.

Sejak pertama kali diberikan pada tahun 1901 hingga 2024, Hadiah Nobel Perdamaian telah dianugerahkan sebanyak 105 kali kepada 142 penerima, terdiri atas 111 individu dan 31 organisasi. Dari jumlah tersebut, 28 organisasi telah menerima penghargaan, termasuk Komite Palang Merah Internasional sebanyak tiga kali dan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dua kali.

Hadiah Nobel, yang didirikan sesuai wasiat penemu asal Swedia Alfred Nobel dan pertama kali diberikan pada tahun 1901, dianggap sebagai salah satu penghargaan paling bergengsi di dunia.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Gempa Dahsyat M 7,8 Guncang Ujung Selatan Amerika, Picu Peringatan Tsunami

Rekomendasi untuk Anda