Istambul, 28 Ramadhan 1436/15 Juli 2015 (MINA) – Kelompok Uighur yang berbasis di Turki pada Selasa (14/7) menyerukan “tenang” menyusul terjadinya protes baru-baru ini terhadap Cina yang diduga melakukan pembatasan pada minoritas Muslim.
Kemarahan warga Turki juga dipicu oleh tindakan deportasi Pemerintah Thailand terhadap 109 warga Uighur ke Cina, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Pernyataan berikut protes anti-Cina di Turki itu meluas di tengah laporan dari Beijing tentang berlakunya larangan bagi Muslim berpuasa selama bulan Ramadhan.
Sementara itu, Konsulat Thailand di Istambul diserang pekan lalu setelah Thailand mengirim warga Uighur ke Cina yang diduga kuat akan mengalami penganiayaan.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Dalam pernyataannya Selasa, Platform Turkestan Timur Merdeka mengatakan, keputusan Thailand untuk mengembalikan warga Uighur ke Cina telah “menyebabkan kemarahan” di Turki.
“Kami mengajak warga Turkistan Timur kami, orang-orang yang telah mengalami tahun pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan, dan mereka yang mencari perlindungan di Turki, untuk tenang,” kata pernyataan itu.
Kelompok itu juga mendesak pemerintah Cina untuk menghentikan pelanggaran hak asasi manusia.
Sebuah pernyataan Presiden Turki pada Selasa menyatakan, Recep Tayyip Erdogan akan mengunjungi Cina antara 28 hingga 30 Juli.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Kelompok Platform mengatakan, mereka yakin Erdogan akan melakukan inisiatif diplomatik untuk melindungi kehidupan dan harta benda Muslim Uighur yang dikirim ke Cina. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina