Washington, 21 Shafar 1436/14 Desember 2014 (MINA) – Tujuh kelompok Yahudi Ortodoks di Amerika Serikat mengajukan resolusi ke Mahkamah Agung untuk mendukung hak perempuan Muslim mengenakan jilbab di tempat kerja.
Berkas diajukan dengan bantuan pengacara Nathan Lewin dari perusahaan Lewin & Lewin dari Washington DC dan akan mendapat kesempatan sidang dengar pada Februari atau Maret 2015, Jewishjournal.com seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Pengajuan ini dilakukan berdasarkan penolakan kasus yang dihadapi seorang wanita Muslim saat melamar ke Abercrombie & Fitch dan ditolak toko pakaian itu. Mereka beralasan berkerudung melanggar kode berpakaian perusahaannya.
Dalam berkas itu pula, Lewin menceritakan bagaimana pengajuan serupa miliknya ke sebuah firma hukum New York ditolak karena perusahaan tidak ingin terganggu dengan membuat akomodasi untuk hal yang berbau agama.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Dalam sebuah studi, diskriminasi mengenai hijab masih terjadi di negeri minoritas Muslim paman Sam. Wanita Muslim yang mengenakan jilbab alami diskriminasi di pasar kerja di Amerika Serikat, pengusaha lebih senang memilih karyawan yang menggunakan tanpa pakaian identitas agama.
“Kami melakukan percobaan lapangan untuk menyelidiki sejauh mana individu mengenakan pakaian keagamaan menghadapi diskriminasi selama proses perekrutan,” kata Sonia Ghumman, asisten profesor dari University of Hawaii di Manoa Shidler College of Business, Phys.org pada Mei 2013.(T/R04/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu