Ashkelon, MINA – Keluarga warga Israel yang disandera di Gaza menggelar unjuk rasa di depan kediaman Menteri Pertahanan (Menhan) Katz pada Jumat (8/8), menentang rencana ekspansi militer dan mendesak pemerintah segera melakukan pertukaran tahanan.
Protes ini muncul setelah Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menduduki Gaza secara bertahap, keputusan yang dikhawatirkan akan membahayakan nyawa tawanan.
“Aksi pendudukan penuh dan eskalasi militer hanya akan berujung pada kematian tawanan dan lebih banyak prajurit,” tegas Yair, yang saudaranya Eitan Horn termasuk antara yang ditahan di Gaza.
Menurut laporan harian Israel Yedioth Ahronoth, para pengunjuk rasa, termasuk mantan tahanan membawa foto anggota keluarga mereka yang masih ditahan. Data resmi Israel menyebut sekitar 50 warganya masih berada di Gaza, dengan 20 di antaranya diperkirakan masih hidup.
Baca Juga: 40.000 Muslim Palestina Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa
Sebaliknya, lebih dari 10.800 warga Palestina mendekam di penjara Israel, dengan banyak laporan penyiksaan, kelaparan dan pengabaian perawatan medis. Kelompok HAM mencatat puluhan tahanan Palestina meninggal sejak perang dimulai.
Rencana Netanyahu disebutkan akan dimulai dengan pengusiran paksa hampir 1 juta warga Palestina dari Kota Gaza, disusul pengepungan dan serangan terarah. Fase kedua meliputi pengambilalihan kamp pengungsi di Gaza tengah yang sudah hancur akibat pengeboman.
PBB menyatakan Israel kini menguasai 87 persen Gaza dan terus mengeluarkan perintah evakuasi. Organisasi dunia itu memperingatkan ekspansi lebih lanjut akan berakibat “konsekuensi katastrofik” bagi warga sipil. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anggota Parlemen Israel: Rencana Netanyahu Dapat Mengancam Tahanan