Tel Aviv, MINA – Keluarga sandera Israel bentrok dengan penjaga keamanan di Knesset (parlemen) pada Selasa (4/3), setelah mereka dilarang menghadiri sesi terkait penyelidikan resmi negara atas kegagalan selama serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dijadwalkan hadir di sesi tersebut untuk menanggapi hasil laporan dan menyampaikan pidato.
Menjelang sesi, kerabat sandera mencoba memasuki galeri publik Knesset untuk mengikuti diskusi, tetapi penjaga keamanan menghentikan mereka, dengan alasan galeri tersebut memiliki kapasitas terbatas. Kedua kelompok terlibat dalam pertengkaran verbal yang berkembang menjadi perkelahian. MEMO melaporkan.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan ayah seorang tentara yang tewas pada 7 Oktober mengatakan kepada seorang penjaga keamanan, “Anak saya tewas saat membela Anda. Saya ingin melihat bagaimana Anda akan mencegah saya masuk, semua orang akan masuk.”
Baca Juga: Yordania Tegaskan Penolakan Total atas Upaya Penggusuran Warga Palestina
Ketegangan semakin meningkat ketika ayah seorang sandera kehilangan kesadaran dan membutuhkan bantuan tim medis.
Pada awal sesi parlemen, anggota Knesset Naor Shiri dari Yesh Atid mengkritik pencegahan keluarga masuk ke galeri publik. Ketua Knesset Amir Ohana berusaha membenarkan keputusan tersebut dengan mengeklaim jumlah penonton publik telah dikurangi sejak awal perang.
Shiri menuduh pemerintahan Knesset memengaruhi siapa yang dapat memasuki aula. “Balkonnya kosong; bagaimana mungkin sebuah sesi diadakan di parlemen Israel di mana mereka memilah siapa yang diizinkan masuk dan siapa yang tidak?” tanyanya.
Sebelumnya, keluarga mengadakan konferensi pers di luar Knesset, di mana ibu dari seorang tahanan Israel yang terbunuh di Gaza menyerukan pembentukan komisi penyelidikan resmi, dengan mencatat bahwa pemerintah Israel mengabaikan tuntutan publik yang meluas mengenai masalah tersebut.
Baca Juga: 80 Ribu Jamaah Shalat Tarawih di Masjidil Aqsa
“Setelah serangan 11 September di Amerika Serikat, Presiden George W Bush menandatangani undang-undang untuk membentuk komisi penyelidikan resmi guna memeriksa serangan teroris paling mematikan di Amerika,” katanya.
“Komisi ini menghasilkan reformasi yang luas, menutup celah dalam sistem, dan mengeluarkan laporan akhir yang jelas yang menjelaskan kesalahan yang telah dibuat,” tambahnya.
Ia meminta para pengambil keputusan di Israel untuk mendengarkan sebagian besar rakyat dan membentuk komisi semacam itu. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Liga Arab Tolak Nakba Baru terhadap Palestina