Nir Oz, MINA – Ratusan keluarga sandera Israel menggelar aksi protes di perbatasan Gaza pada akhir pekan ini, menuntut pemerintah segera mencapai kesepakatan untuk membebaskan 59 sandera yang masih ditahan oleh pejuang Hamas.
Aksi tersebut mencerminkan meningkatnya tekanan publik terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang hingga kini belum berhasil membawa pulang para sandera. Anadolu melaporkan.
Salah satu peserta aksi, Liran Berman, saudara dari Ziv dan Gali Berman (27 tahun) mengungkapkan keputusasaan yang dirasakan keluarganya.
“Kami hidup dalam ketidakpastian selama lebih dari setahun. Harapan kami semakin menipis,” ujarnya.
Baca Juga: WFP: Seluruh Warga Gaza Bergantung pada Bantuan Kemanusiaan
Hamas menolak proposal gencatan senjata terbaru dari Israel yang menawarkan jeda sementara dalam pertempuran sebagai imbalan atas pembebasan sandera. Sebaliknya, Hamas menuntut penghentian permanen perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Netanyahu menegaskan bahwa operasi militer akan terus berlanjut hingga Hamas dilumpuhkan dan semua sandera dibebaskan.
Menurut laporan terbaru, 59 sandera masih ditahan oleh Hamas di Gaza. Kurang dari separuh dari mereka diyakini masih hidup.
Salah satu sandera, Edan Alexander, seorang tentara Israel-Amerika berusia 21 tahun, dilaporkan hilang setelah serangan udara Israel di dekat lokasi penahanannya.
Baca Juga: Palestina Peringatkan Rencana Pemukim Yahudi Akan Ledakkan Masjid Al-Aqsa
Di sisi lain, jumlah warga Palestina yang ditahan oleh Israel juga meningkat drastis sejak konflik dimulai. Data per Maret 2025 menunjukkan lebih dari 9.500 warga Palestina ditahan di penjara, pusat penahanan, dan kamp militer Israel.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 3.400 ditahan tanpa dakwaan atau proses hukum di bawah “penahanan administratif”, dan sekitar 1.555 warga Gaza ditahan sebagai “kombatan ilegal”. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Qatar Kecam Keras Rencana Organisasi Israel Mengebom Masjid Al-Aqsa