Tel Aviv, MINA – Keluarga sandera Israel yang ditawan di Gaza pada Sabtu (7/6) meminta utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff untuk mengajukan usulan baru guna mengamankan pembebasan mereka.
Pada konferensi pers di Tel Aviv, ayah sandera Eitan Horn mendesak Witkoff untuk mengajukan rencana memulangkan semua sandera dan mengakhiri perang di Gaza. Anadolu melaporkan.
“Berikan tawaran kepada Netanyahu dan Hamas dengan ultimatum untuk mengakhiri perang. Ini mungkin satu-satunya cara untuk memulangkan para sandera,” kata Itzik Horn, menurut harian Times of Israel, merujuk pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang dituduh mengulur-ulur waktu serangan di Gaza demi keuntungan politiknya.
Horn mendesak Witkoff untuk “menyisihkan kerangka kerja Netanyahu memperpanjang perang” dan sebagai gantinya mengajukan rencana untuk membebaskan semua tahanan.
Baca Juga: Hamas Sebut Mekanisme Distribusi Bantuan Israel-Amerika adalah Perangkap Maut
Tahap pertama gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel, yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar dengan pengawasan AS, dimulai pada bulan Januari dan berakhir pada awal Maret.
Sementara Hamas memenuhi kewajibannya selama tahap tersebut, Netanyahu menolak untuk melanjutkan tahap kedua karena tekanan dari anggota sayap kanan koalisinya, menurut media Israel.
Tokoh oposisi dan keluarga sandera telah berulang kali mengatakan bahwa Netanyahu memperpanjang perang untuk mempertahankan kekuasaan dan menenangkan sekutu ultranasionalis.
Sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, memperingatkan bahwa tentara Israel saat ini sedang mengepung lokasi tempat tentara Israel Matan Zangauker ditahan dan bahwa jika dia “terbunuh selama upaya penyelamatan, tentara Israel akan bertanggung jawab penuh atas kematiannya.”
Baca Juga: Israel Culik Puluhan Warga Palestina di Tepi Barat, Al-Aqsa Masih Ditutup
Kantor Perdana Menteri Israel juga mengklaim dalam sebuah pernyataan, jenazah warga negara Thailand Natfong Pinta telah ditemukan dari Jalur Gaza. Operasi itu berlangsung di Rafah di Jalur Gaza selatan pada hari Jumat, kata pernyataan itu, yang menuduh bahwa Pinta terbunuh saat ditawan.
Sebelum pengumuman itu, Israel memperkirakan 56 tawanan masih berada di Gaza, dengan 20 orang diyakini masih hidup. Pada saat yang sama, lebih dari 10.400 warga Palestina masih dipenjara di Israel dalam kondisi yang keras, termasuk laporan penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, menurut kelompok hak asasi Palestina dan Israel.
Hamas telah berulang kali menawarkan untuk membebaskan semua tawanan Israel dengan imbalan diakhirinya perang, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dan pembebasan tahanan Palestina.
Namun, Netanyahu menolak persyaratan tersebut, bersikeras pada pelucutan senjata faksi perlawanan Palestina dan mendorong kontrol baru atas Gaza.[]
Baca Juga: Netanyahu Larang Menterinya Berkomentar soal Gencatan Senjata dengan Iran
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Tahanan Palestina Dilarang Dapatkan Akses Hukum