Gaza, 2 Dzulhijjah 1435/26 September 2014 (MINA) – Keluarga wartawan Palestina yang tewas dalam serangan militer Israel baru-baru di Jalur Gaza, meminta kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar membawa para pemimpin Israel ke pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.
Selama aksi protes diselenggarakan di kantor PBB, kerabat wartawan yang terbunuh membentangkan spanduk bertuliskan, “Jurnalistik bukanlah kejahatan” dan “bawa para pemimpin penjajahan Israel ke pengadilan tinggi internasional”, demikian laporan Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.
Riyad Hamad, juru bicara keluarga wartawan yang terbunuh, meminta PBB untuk mengadili para pemimpin Zionis Israel yang menjadikan para wartawan Palestina yang bertugas selama perang baru-baru ini di Jalur Gaza, sebagai sasaran.
“Kami ingin masyarakat internasional tahu bahwa Israel telah membunuh wartawan dan melakukan kejahatan perang,” kata Hamad saat berorasi.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
“Serangan itu dilakukan karena wartawan berhasil mendokumentasikan kejahatan perang yang mengerikan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza,” tambahnya.
Salama Maarouf, Direktur Pusat Media di Gaza mengatakan, saat aksi protes digelar organisasi internasional mendukung kebebasan pers dalam meliput berita di jalur Gaza.
Sekitar 17 wartawan Gaza tewas selama 51 hari serangan Israel, yang berakhir 26 Agustus setelah kesepakatan gencatan senjata antara Palestina dan Israel ditandatangani di Kairo.
Serangan Zionis Israel menyebabkan lebih dari 2.150 warga Palestina tewas, 11.000 orang terluka dan sejumlah bangunan di Gaza runtuh. (T/P002/R01)
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel