New York, 8 Rabi’ul Akhir 1437/18 Januari 2016 (MINA) – PBB mengatakan, kekeringan terburuk dalam 30 tahun di Ethiopia menjadi yang terburuk bagi anak-anak setelah perang Suriah.
Kemarau akan membuat 400.000 anak menderita gizi buruk akut parah dan lebih 10 juta orang membutuhkan bantuan pangan.
Kondisi ini memerlukan bantuan suntikan dana sebesar US$ 50 juta.
Save the Children, organisasi non-pemerintah internasional, mengatakan, kekeringan di Ethiopia merupakan potensi ancaman besar terhadap kehidupan anak-anak setelah perang di Suriah.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Kami hanya memiliki dua keadaan darurat di dunia yang telah kita dikategorikan sebagai kategori nomor satu. Suriah adalah salah satunya dan Ethiopia adalah yang kedua. Kamu sudah mengatakan, kita perlu meningkatkan $ 100 juta untuk merespon ini,” kata Carolyn Miles, Kepala Eksekutif Save the Children, Amerika Serikat.
Wartawan Al Jazeera Charles Stratford melaporkan dari wilayah Afar di Ethiopia timur yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), pemerintah dan lembaga donor internasional telah memasukkan ratusan juta dolar untuk mencoba dan membantu, tetapi badan-badan bantuan mengatakan itu saja tidak cukup.
Mohammed Dubahala, seorang ayah Ethiopia dari sepuluh anak, dulu ia memiliki 53 sapi, tapi sekarang tinggal lima ekor.
Dia menerima dua pemberian paket makanan dari pemerintah selama beberapa bulan terakhir, tetapi ia mengatakan itu tidak cukup karena kekeringan.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Saya mengkhawatirkan orang-orang sekarang dan saya takut terhadap anak-anak karena tidak ada hujan. Jika tidak ada hujan, orang mati. Tidak ada makanan, tidak ada susu,” kata Dubahala. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan