Sanaa, MINA – Kematian karena wabah kolera di Yaman mengalami peningkatan di daerah-daerah yang dikuasai oleh pemberontak.
Kondisi itu terjadi karena sebagian besar akibat dari blokade dan serangan udara oleh koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap pemberontak.
Data Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan, 1.794 dari 2.103 korban kolera di Yaman – 90 persen – telah terjadi di wilayah utara dan barat. Seluruh atau sebagian besar wilayah itu berada di bawah kendali milisi Houthi.
Seluas 84 persen dari wilayah yang dikuasai Houthi telah infeksi kolera, yaitu 456.962 dari 542.278 kasus.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Area pemberontak dan sebagian Yaman selatan, juga mengalami tingkat kelaparan yang lebih tinggi.
Kondisi ini diperburuk dengan banyaknya rumah sakit dan klinik yang dibom atau ditutup sejak pertempuran skala penuh meletus pada bulan Maret 2015.
Pakar kesehatan dan hak asasi manusia mengatakan pada pekan ini kepada Al Jazeera yang dikutip MINA, kekuatan dan kendali koalisi terhadap laut telah menyebabkan krisis kesehatan ke wilayah pemberontak.
Dr Homer Venters, direktur program untuk kelompok penelitian Physicians for Human Rights, mengatakan, koalisi yang menyerang klinik dan pekerjaan limbah adalah “taktik perang” Arab Saudi.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Selain penghancuran dari serangan udara terhadap rumah sakit dan klinik, keadaan darurat kesehatan di Yaman diperparah oleh pembatasan impor bensin oleh pemerintah Arab Saudi, sehingga membuat pusat kesehatan yang tersisa tidak memiliki listrik,” kata Venters. (T/RI-1/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon