KEMBALI, 600 ROHINGYA TERDAMPAR DI ACEH

Pengungsi Rohingya di Aceh mendapatkan perawatan dari Dinas Kesehatan.(Potho: Dok.Pribadi)
Pengungsi Rohingya di Aceh mendapatkan perawatan dari Dinas Kesehatan.(Potho: Dok.Pribadi)

Jakarta, 27 Rajab 1436/16 Mei 2015 ( MINA ) – Setelah 582 warga   terdampar di Aceh Utara Ahad (10/5) lalu,  sebanyak hampir 600 orang Rohingya  kembali ditemukan Kamis (14/5) di beberapa titik terapung pantai Aceh Utara.

Sekretaris Pusat Advokasi Hak Asasi Manusia (PAHAM), Khairul Anwar HS mengatakan kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu, sekitar 600 manusia perahu itu kembali memasuki perairan Indonesia tepatnya di Aceh.

“Kami mendapat informasi dari team di lapangan, di Langsa ditemukan sekitar 500-an orang terdampar di sana,” katanya.

Sebanyak 96 orang diantaranya delapan orang perempuan dan dua anak-anak, telah dievakuasi di kantor kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.

Mereka ditemukan oleh para nelayan yang sedang berlayar di laut lepas untuk mencari ikan di perairan selat Malaka pada Kamis (14/5).

Khairul juga menambahkan ada rombongan lain malam ini, dalam proses evakuasi.

“Info yang barusan kami dapatkan, malam ini ada 11 orang perempuan lagi masih dalam perjalanan menuju tempat evakuasi yang di bawa oleh nelayan,” katanya.

Kondisi mereka yang masih dalam perjalanan menuju Pangkalan Susu tersebut, tidak ada berbeda jauh dengan saudara-saudara-nya lainnya.

Khairul menambahkan, ke depannya tidak tertutup kemungkinan jumlah pengungsi Rohingya-Bangladesh akan berduyun-duyun datang menuju perairan Indonesia.

“Tidak menutup kemungkinan, rombongan yang lain akan mengikuti langkah yang sama seperti teman-temannya,” tambahnya.

Sebelumnya, 582 orang telah dievakuasi dan saat ini berada di gedung oleh raga (Gor), Loksukon-Aceh Utara di bawah pantauan pemerintah daerah. Dari jumlah tersebut, setidaknya sebanyak 70 diidentifikasi adalah perempuan dan 20 anak dan balita. Fihak Imigrasi dan keamanan juga mengadakan penelitian karena kasus ini dinyatakan berkaitan dengan kasus perdagangan manusia.

Menurut, terdapat sekitar 100 orang yang meninggal di perairan laut lepas.

Rohingya merupakan etnis minoritas Muslim yang mendiami wilayah Arakan sebelah utara Myanmar berbatasan dengan Bangladesh, yang dahulu wilayah ini dikenal dengan sebutan Rohang dan saat ini lebih dikenal dengan Rakhine.

Sejak kemerdekaan negara Myanmar pada 1948, Rohingya menjadi satu-satunya etnis yang paling tertindas di Myanmar.

Menurut data yang dihimpun oleh MINA, Aceh merupakan daerah utama hadirnya Rohingya di Indonesia, mengingat secara geografis wilayah itu paling dekat dengan Myanmar, Malaysia dan Thailand. (L/Poo4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0