Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musabaqah Qira’atil Kutub Akhir November Ini

Risma Tri Utami - Senin, 27 November 2017 - 20:22 WIB

Senin, 27 November 2017 - 20:22 WIB

170 Views ㅤ

Maskot Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Nasional ke VI. (foto: PD Pontren)

Maskot Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) tingkat Nasional ke VI. (Foto: PD Pontren)

Jakarta, MINA – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) akan menggelar Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Tingkat Nasional di Pondok Pesantren Balekambang, Jepara-Jawa Tengah pada 29 November hingga 7 Desember 2017.

Dit PD Pontren memilih SIPODANG untuk maskot MQK ke-VI mendatang. SIPODANG adalah personfikasi dari burung Kepodang, yaitu burung berkicau yang mempunyai bulu yang indah dan juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih.

Direktur  PD Pontren Ahmad Zayadi mengatakan, SIPODANG juga singkatan dari Santri Indonesia Pintar, Optimis, Berdaya, dan Terpandang.

“Dalam beberapa budaya, burung Kepodang melambangkan kekompakan, keselarasan dan keindahan budi pekerti sekaligus juga melambangkan anak atau generasi muda,” ujar Zayadi dalam laman Kemenag yang dikutip MINA.

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

Menurut Zayadi, pemilihan SIPODANG sebagai maskot MQK VI mencerminkan harapan agar santri Indonesia memiliki kepintaran dan optimisme tinggi dalam menggali ilmu keagamaan Islam melalui pemahaman kitab kuning. Dari situ, para santri diharapkan menjadi berdaya, dalam arti memiiki kemampuan sebagai modal menciptakan masyarakat berakhlak dan berbudi pekerti mulia.

“Hal ini juga sebagai upaya penguatan karakter dan kepribadian bangsa, serta menjadi insan terpandang, dalam artian dihormati dan disegani di masyarakat,” terangnya.

SIPODANG, lanjut zayadi, digambarkan membawa gunungan yang bergambarkan peta nusantara Indonesia. Empat  jari tangan menandakan semangat empat Pilar Penyangga Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

“Kopiah hitam bersematkan pin bendera merah putih dimaknai sebagai spirit nasionalisme. Tangan kanan membawa kitab kuning berjudul ‘akhlaq’ mengandung makna perhelatan MQK yang mengusung tema Dari Pesantren Untuk Penguatan Karakter dan Kepribadian Bangsa,” tutup Zayadi. (R/R09/P2)

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda