Medan, MINA – Kementerian Agama (Kemenag) menjalin kerjasama dengan Bank Indonesia untuk membangkitkan potensi ekonomi syariah, utamanya di kalangan pesantren.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Ahmad Zayadi mengatakan, kerjasama ini bertujuan agar pendidikan autentik milik Indonesia ini tidak hanya fokus mencetak santri yang menguasai ilmu agama, tetapi juga membidani lahirnya unit-unit usaha.
“Selain berkontribusi dalam menopang biaya operasional, hal itu juga diharapkan dapat membangun distingsi keilmuan tafaqquh fiddin pada pondok-pondok pesantren,” kata Ahmad Zayadi, yang menjadi salah satu juri dalam kegiatan ini di Medan, Selasa (10/10).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Dalam kerangka itu, Kemenag dan BI saat ini tengah melakukan proses pemilihan Pondok-pondok Pesantren di Kawasan Timur, Jawa, dan Sumatera. Pesantren terpilih nantinya akan menjadi narasumber dalam International Festival Economic Syariah 2017.
Kegiatan seleksi ini telah diselenggarakan secara berjenjang dan bertahap pelaksanaannya di tiga bagian/wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia Timur dilaksanakan di Makassar, Wilayah Jawa dilaksabakan di Bandung, dan Wilayah Sumatera dilaksanakan di Medan.
“Sinergitas menjadi faktor kunci untuk mengembangkan potensi ekonomi di pondok pesantren,” ungkap Ahmad Zayadi, demikian keterangan pers Kemenag yang dikutip MINA.
Selain dengan BI, Kemenag juga menjalin kerja sama dengan sejumlah kementerian dan lembaga negara dalam rangka penguatan pondok pesantren. Menurut Ahmad Zayadi, jika kerja sama ini dibangun atas dasar prinsip profesionalitas dan daya saing yang tinggi, maka potensi keekonomian pondok pesantren akan semakin tumbuh, berkembang, dan memiliki skala bisnis yang lebih besar.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Dia menambahkan, ada dua kebijakan Kemenag dalam pemberdayaan ekonomi pesantren, yaitu pertama, mengambil inisiatif kerja sama dengan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) dan Kementerian Perindustrian, terutama dalam pengembangan kawasan industri melalui penyiapan tenaga kerja terampil lulusan pondok pesantren, serta sinkronisasi kawasan industri dan kawasan religius.
Kedua, bersama Bank Indonesia (BI) dan lembaga-lembaga lainnya mengembangkan kerja sama kemitraan dalam pemberdayaan ekonomi pesantren sekaligus penguatan ekonomi syariah. Untuk kemitraan ini, Kemenag bersama lembaga mitra telah menyiapkan template inkubasi bisnis untuk pesantren, roadmap virtual market produk pesantren, pelatihan usaha, dan festival produk pesantren.
“Program-program tersebut juga sangat relevan dengan salah satu ruhul ma’had (jiwa pesantren), yaitu jiwa kemandirian,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, lanjut Ahmad Zayadi, semangat kewirausahaan kepada generasi muda, kaum santri juga harus ditularkan, mengingat jumlah wirausahawan hanya mencapai 1,65% dari total penduduk Indonesia. “Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara di kawasan Asia Tenggara lain seperti Singapura (7%), Malaysia (5%), dan Thailand (3%),” ujarnya. (R/R01/P1)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)