Solo, MINA – Kementerian Agama (Kemenag) bersama Kementerkan Haji dan Umrah meninjau kesiapan layanan fast track (Macca Road) bagi jamaah haji Indonesia.
Pengecekan ini dilakukan oleh Wakil Menteri Haji dan Umrah Bidang Ziarah Arab Saudi, Muhammad Abdurrahman Al-Bijawi bersama Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Hilman Latief.
Hilman mengatakan, pengecekan kesiapan dilakukan di Bandara Internasional Juanda, Surabaya dan Bandara Adi Soemarmo, Solo pada 27 Februari 2024. Sementara pengecekan di Bandara Adi Soemarmo berlangsung, Rabu (28/2), demikian keterangan yang diterima MINA.
Hadir mendampingi tim delegasi, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab, Direktur Luar Negeri Subhan Khalid, Direktorat Pengelolaan Dana Haji dan Sistem Informasi Haji Terpadu Ramadhan Harisman, Kemenhub dan pihak Angkasa Pura Bandara Juanda.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Layanan fast track dalam beberapa tahun terakhir baru diterapkan bagi jemaah haji yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Tahun ini, layanan tersebut sedang diusulkan untuk juga diterapkan di Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Adi Soemarmo, Solo.
“Kami kemarin meninjau kesiapan Bandara Juanda Surabaya untuk menerapkan layanan fast track. Hari ini kami giliran meninjau Bandara Adi Seomarmo, Solo. Hasil pemeriksaan di lapangan ini akan dibahas dalan rapat berikutnya ke level lebih atas. Tim Saudi yang sekarang meninjau akan memberikan rekomendasi sesuai temuan di lapangan. Kita harap hasilnya positif,” ungkap Hilman usai ikut memantau kesiapan fast track di Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/2).
“Alhamdulillah kunjungan ke Surabaya dan Solo dihadiri seluruh jajaran yang menjadi mitra kita, seperti otoritas bandara, AP (Angkasa Pura) I, dan Kemenhub. Bersama delegasi Saudi, kita melakukan observasi penelaahan kemungkinan untuk tempat yang paling pas dan nyaman bagi jamaah,” jelasnya.
Hilman menjelaskan, bahwa ada beberapa alternatif dan skema yang ditawarkan untuk penerapan fast track ini. Nantinya, akan diputuskan melalui rapat selanjutnya, setelah melakukan kajian lebih detil lagi.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Rencana pembukaan layanan fast track ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas usai bertemu dengan Direktur Jenderal Bidang Paspor Kementerian Imigrasi Saudi Sulaiman bin Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi pada Januari 2024.
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi dan Informasi Haji Terpadu (SISKOHAT), jumlah jamaah asal yang tergabung dalam Embarkasi Surabaya (SUB) dan Solo (SOC), masing-masing melayani 39.226 dan 35.886 jamaah. Artinya, jika usulan ini disetujui otoritas Arab Saudi, ada 75.112 jamaah yang akan mendapat layanan fast track. Jika dijumlah dengan 53.353 orang yang mendapat layanan fast track di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, maka akumulasinya mencapai 128.465 atau lebih dari 50% total kuota jamaah haji Indonesia.
Hilman menjelaskan, layanan fast track ini penting karena memudahkan jemaah haji dalam proses pengecekan dokumen keimigrasian, seperti visa dan paspor. Sebab, prosesnya sudah dilaksanakan di bandara asal.
“Dengan fast track atau Macca Road, jamaah akan mendapatkan layanan keimigrasian Saudi, yang dilaksanakan di Tanah Air, sehingga begitu para jamaah datang di tanah suci, sudah tidak lagi diperiksa apa-apa tinggal naik bus dan langsung ke hotel,” ucapnya.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Hilman mengatakan, tahapan imigrasi yang sudah dilakukan di Indonesia membuat jamaah tidak perlu antre lagi di imigrasi bandara tujuan. Fast Track hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit sampai satu jam, dibandingkan layanan biasa yang membutuhkan waktu sekitar satu sampai tiga jam.
Hilman pun berharap, proses penerapan fast track di Surabaya dan Solo ini bisa mendapat persetujuan Saudi dan nantinya berjalan baik. (R/R8/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas