Jakarta, MINA – Kementrian Agama (Kemenag) bersama lembaga pilantropi Islam Dompet Dhuafa (DD) meluncurkan, program Beasiswa Siswa bagi 1.000 Santri di Indonesia.
Hadiri dalam peluncuran yang dilaksanakan secara daring pada Kamis (22/10), Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama Republik Indonesia Waryono Abdul Ghafur, Sekretaris Yayasan Dompet Dhuafa Republika Yayat Supriatna, Direktur Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat (BDPM) Dompet Dhuafa Ahmad Shonhaji, dan sejumlah perwakilan dari Ponpes di Indonesia.
“Mudah-mudahan program Beasiswa 1.000 santri ini, agar bisa lebih mengembangkan beasiswa bagi santri di seluruh Indonesia,” Ahmad Shonhaji, demikian keterangan yang diterima MINA.
Menurutnya, program ini menjadi satu ikhtiar dalam membangun umat maupun peradaban di Indonesia, serta para santri untuk bisa bersaing dalam perkembangan global di Dunia.
“Santri terus maju, terus bergerak dan menjadi benteng Negara Kedaulatan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Ahmad.
Sementara Yayat Supriatna mengatakan, Indonesia menjadi negara mayoritas beragama muslim, tidak heran bila tersebar begitu banyak Pondok-pondok Pesantren.
“Ponpes dari jaman ke jaman selalu berkembang fungsinya, mulai dari jaman penjajahan, Ponpes menjadi titik pejuang dalam menentukan strategi pertempuran dan menjadi tonggak kemerdekaan Indonesia dan juga sebagai peradaban bangsa,” ucapnya.
Bersumber dari data Kementerian Agama, jumlah pesantren di Indonesia 27.772 serta lebih dari 50 persen diantaranya masih dikelola secara tradisional.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Yayat mengatakan, dengan keterbatasan biaya tidak boleh menjadi beban maupun rintangan bagi para santri, maka itu DD dengan jiwa socioenterpreneurship harus terlibat dalam membantu meringankan beban para santri khususnya santri yatim.
Tepat di hari ini, Hari Santri Nasional, Dompet Dhuafa meluncurkan program beasiswa 1.000 santri dengan adanya program tersebut diharapkan para santri menjadi enterpreneurship.
“program tersebut juga turut mengurangi putus sekolah, peran santri dapat sebagai patron atau role model untuk santri terampil di kalangan pesantrennya serta santri dapat membawa kemajuan bangsa hingga bersiap menghadapi tantangan global saat ini,” jelasnya.
Lanjutnya ia mengatakan, di sisi lain terdapat 4,6 juta anak usia 7-18 tahun yang putus sekolah di Indonesia, hal ini mendorong DD untuk menggulirkan program beasiswa bagi santri di 22 Pesantren dengan cakupan 220 Santri yang tersebar di 17 Provinsi seluruh Indonesia.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
Diharapkan, dengan adanya program beasiswa dapat mengurangi angka putus sekolah di Indonesia.
Dari data yang tertera, sebanyak 17 Provinsi tersebut meliput Jambi, Sumatera Barat, Lampung, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimatan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Papua.
Peluncuran program Beasiswa 1.000 Santri mendapat apresiasi dari sejumlah santri, salah satunya Luqman perwakilan dari Ponpes Alkhairaat. (R/R8/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)