Jakarta, MINA – Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Akademi Madrasah Digital (AMD) 2020.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar mengatakan, AMD 2020 bertujuan menyiapkan generasi Indonesia unggul yang siap menghadapi era revolusi industri 4.0, yang mampu menguasai Teknologi Informasi khususnya internet of things, big data, komunikasi dan kewirausahaan.
“Ajang pelatihan siswa Madrasah Aliyah seluruh Indonesia ini akan diselenggarakan secara intensif, baik secara online maupun offline. Pelatihannya akan menggunakan platform digital di X-Camp laboratorium IOT (Internet of Things) milik XL Axiata,” kata Umar seperti dikutip dari laman resmi Kemenag RI, Selasa (21/4).
Rencananya pihaknya akan mengundang siswa kelas 11 Madrasah di seluruh Indonesia, negeri maupun swasta, untuk ikut seleksi AMD 2020.
“Kuotanya terbatas. Tahun ini, hanya 100 siswa yang bisa ikut pelatihan dan akan dibagi dalam 20 kelompok. Gratis,” sambungnya.
Untuk menjadi peserta, siswa harus mendaftar secara online melalui website https://madrasah.kemenag.go.id/akademidigital/ dan mengisi portofolio secara lengkap. Siswa juga harus menjelaskan prototype hasil karya yang akan dihasilkan dan yang pernah dibuat dalam bentuk video/tulisan.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam perumusan karya. Pertama, realistis. Maksudnya, ide yang ditawarkan harus menjawab permasalahan kearifan lokal yang dibutuhkan di masa depan dimulai dari hal yang paling sederhana dan applicable, dapat berupa suatu sistem aplikasi -berbasis IoT (Internet of Things)- yang mungkin akan digunakan, atau suatu dampak dan manfaat yang tinggi bagi kepentingan masyarakat.
Kedua, kreatif dan objektif. Tulisan tidak bersifat subjektif, harus didukung dengan data dan informasi yang terpercaya. Ide juga harus asli bukan plagiarisme (jiplak).
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Ketiga, logis dan sistematis. Ide harus dituangkan dengan mengikuti alur penulisan karya ilmiah yang sudah baku, runtut, sistematis lengkap dengan daftar pustaka yang menjadi referensi.
Kasubbag TU Dit KSKK Madrasah Papay menambahkan, sistematika karya tulis ditulis dengan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Maksimal tulisan 25 halaman sudah termasuk halaman sampul dalam bentuk PDF dan diupload di https://madrasah.kemenag.go.id/akademidigital
“Setiap 1 (satu) ide tulisan atau prototype mewakili 1 Kelompok Peserta,” jelasnya.
“Kelompok Peserta wajib menginformasikan komposisi nama dan spesifikasi anggota kelompok (3 siswa teknis, 2 siswa non teknis),” lanjutnya.
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Menurut Papay, pendaftaran AMD 2020 dibuka sejak 17 April hingga 31 Mei 2020. Proses penilaian karya ilmiah dilakukan 1-6 Juni 2020. Hasilnya diumumkan pada 7 Juni 2020.
“Peserta yang dinyatakan lulus harus bersedia mengikuti pelatihan selama 6 (enam) bulan secara penuh, dan mendapat surat rekomendasi dari madrasah. Konfirmasi kesediaan peserta mengikuti pelatihan disampaikan dalam rentang 7-9 Juni 2020,” urainya.
Dikatakan Papay, pelatihan akan berlangsung dari Juni hingga Desember 2020. Skema pelatihan terbagi dua, online dan offline. Pelatihan online berjalan dari 10 Juni – 15 September 2020. Untuk offline, terjadwal dari 16 September – 11 Desember 2020, namun akan disesuaikan dengan kondisi pandemik Covid-19.
“Pengumuman kelompok pemenang berdasarkan masing-masing kriteria disampaikan pada 16 Desember 2020,” tuturnya.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
“Sudah disiapkan hadiah untuk pemenang. Juara I, 20juta. Juara II, 15juta. Juara III, 10juta,” tambahnya. (R/R5/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan