Jakarta, MINA – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin ikut hadir dan menyapa puluhan generasi milenial peserta Pelatihan Literasi Informasi yang digelar Ditjen Bimas Islam, Kementerian Agama di Jakarta.
Pelatihan ini, Menag mengangkat tema “Saring Sebelum Sharing”. Menag mengaku tahu ada kegiatan ini dari sosial media dan ternyata Bimas Islam sebagai inisiatornya. Ia juga sharing tips bermain media sosial.
“Kalau main medsos jangan gampang baper. Itu bahaya,” ucapnya diikuti teput tangan peserta, Rabu (26/6), demikian rilis Kemenag.
Menurutnya, terlalu baper itu mudah terpancingnya emosi, sehingga dapat melahirkan konflik. Sebab poin penting main medsos adalah mengendalikan diri.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
“Nasihat Rasulullah bahwa inti dasar ajaran Islam adalah mengendalikan hawa nafsu,” jelasnya.
“Kalau saat kita bersosial media melahirkan konflik, sangat bertolak belakang dengan tujuan utamanya yaitu sosialisasi,” lanjutnya.
Ia mengatakan, masyarakat masa kini bermain media sosial, baik WhatsApp, Twitter, Facebook dan lainnya, karena manusia adalah makhluk sosial. Manusia bukanlah makhluk soliter, tidak bisa hidup sendiri.
Manusia adalah makhluk sosial yang harus terus bersosialisasi dan itu merupakan fitrah manusia, lanjutnya.
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas
Oleh karenanya, lanjut Menag, manusia memerlukan media untuk memenuhi kebutuhannya dalam bersosialisasi salahsatunya lewat media sosial. Sekarang, komunikasi bisa dilakukan tidak hanya face to face namun juga melalui dunia maya.
Selain sebagai sarana komunikasi, media sosial juga wahana menebar kebajikan. Di dunia maya juga banyak orang pintar.
Ia mengajak generasi milenial jadikan media sosial sebagai tempat belajar, sekolah kedua.
“Media sosial menjadi sumber ilmu yang luar biasa. Tapi kita juga harus cermat, karena kaitannya dengan informasi yang ada di media sosial juga perlu di klarifikasi,” tegasnya.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Salah satu peserta pelatihan literasi dari pemuda Persis berharap kegiatan semacam ini akan terus ada. Dia juga berharap dapat dibentuk wadah generasi milenial agar bisa terus menyuarakan keberagaman, agar dapat memahami keberagaman dalam merajut kebersamaan untuk menjawab tantangan zaman. (R/Gun/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa