Kemenag Hadirkan Tiga Hal Mendasar Kembangkan Pontren

Menag Lukman Hakim Saifuddin saat berkunjung ke Pontren Isma’iliyah Al-Muhtadi Lamongan. (Foto: Arif, )

 

Lamongan, 21 Rabiul Akhir 1438/20 Januari 2017 (MINA) – Kondisi pendidikan dan lembaga pendidikan Islam dahulu dilihat sebelah mata oleh pemerintah kolonial, berbeda dengan pendidikan umum pada masa-masa tersebut. Namun saat ini, pendidikan Islam sudah sejajar dengan pendidikan umum, bahkan tidak hanya sejajar, madrasah kita banyak mengungguli sekolah umum.

“Ini harus kita syukuri, Kementerian Agama terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan kita,” ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam kunjungan kerjanya ke Pondok Pesantren Ismailiyah Al-Muhtadi, Lamongan, Kamis (19/1).

Selain itu, lanjutnya, dari segi aturan atau undang-undang, kita sudah sejajar. Pemerintah pusat dan daerah wajib membiayai pendidikan umum dan agama, dan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan umum dan agama.

Dikatakan Menag, Kemenag sejauh ini telah menghadirkan tiga hal mendasar untuk mengembangkan pondok pesantren (Pontren). Pertama, perhatian khusus kepada pendidikan diniyah, kita buat pendidikan diniyah formal. Sehingga nanti standarnya sama dengan madrasah formal dan lulusannya diakui setara.

Kedua, kita membuat muadalah (penyetaraan) bagi pontren yang mengembangkan pendidikan salafi. Terhadap pontren ini, kata Menag, kita membuat penyetaraan dengan persyaratan tertentu, sehingga lulusannya bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, dan Ketiga, secara khusus dan serius kita mengembangkan Mahad Aly.

“Saat ini, kita pilih 13 Mahad Aly pilihan untuk mengembangkan satu program studi khusus untuk mempersiapkan ulama yang memiliki keahlian khusus seperti mendalami tasawuf atau fiqh. Sehingga ke depan kaderisasi ulama tetap bisa terjaga dan terpelihara dan dikembangkan di masa mendatang,” ujarnya dalam laman resmi Kemenag yang dikutip MINA.

Selain pengembangan Pontren, tambahnya, pendidikan tinggi kita juga terus dikembangkan untuk menampung lulusan madrasah dan pontren yang meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Tampak hadir dalam acara tersebut, Rektor UIN Surabaya Abdul Ala, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Amsal Bahtiar, Direktur Pondok Pesantren Mohsen, Kakanwil Kemenag Jawa Timur Mahfudz Shodar, Staf Khusus Menag Gugus, Sesmen Khoirul Huda Basyir, pimpinan pontren, tokoh masyarakat, dan santri Pontren Ismailiyah Al-Muhtadi. (T/R09/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.