Jakarta, 19 Rabiul Awwal 1436/10 Januari 2015 (MINA) — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dijadwalkan akan bertolak ke Arab Saudi pada akhir pekan ini untuk kembali melakukan lobi meminta penambahan kuota haji kepada Pemerintah Arab Saudi.
“Paling utama adalah mengenai kuota. Kuota haji tahun ini apakah masih sama seperti tahun lalu, 166.800 atau dipotong dari kuota semula, 211.000,” demikian penjelasan Abdul Djamil saat ditanya terkait agenda kerja Menag selama di Arab Saudi, Jumat (09/01), sebagaimana yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Abdul Djamil yang juga akan mendampingi Menag ke Arab Saudi mengaku bahwa persoalan kuota haji tergantung pada banyak hal, utamanya terkait pengerjaan perluasan Masjidil Haram. “Setahu saya baru tahapan satu, tapi itu belum signifikan untuk bisa melayani jamaah dari seluruh dunia,” terangnya.
Meski demikian, Abdul Djamil memastikan Pemerintah Indonesia akan tetap meminta tambahan kuota kepada Pemerintah Arab Saudi. Beberapa skema sudah disiapkan, salah satunya dengan melobi untuk dapat menggunakan kuota dari negara lain yang tidak terpakai.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
“Kita akan tetap meminta. Misalnya dengan logika menggunakan kuota dari negara lain yang tidak terpakai (misalnya karena) terjangkit Virus Ebola (sehingga terkena) warning, kan nanti kuotanya kosong. Mungkin tidak, itu kita gunakan,” jelasnya.
Selain itu, tim haji yang dipimpin Menag juga akan mengajukan usulan-usulan terkait perbaikan rute penerbangan. Kemenag akan mengusulkan agar seluruh jamaah haji Indonesia gelombang pertama bisa langsung mendarat di Madinah, dan gelombang kedua yang datangnya melalui Jeddah bisa dipulangkan langsung melalui Madinah. Rute penerbangan seperti ini akan mengungtungkan jamaah karena tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh dari Jeddah ke Madinah atau sebaliknya yang ditempuh selama 5 – 6 jam.
“Dia (jamaah) tidak perlu lagi bersusah payah untuk pergi ke Jeddah perjalanan selama 5 -6 jam ke Madinah, tapi dari Madinah bisa langsung ke Tanah Air. Itu untuk gelombang kedua yang setelah Arafah ke Madinah,” jelas Abdul Djamil.
“Sebaliknya yang gelombang pertama langsung (mendarat) ke Madinah dan ke pemondokan. Tidak ada lagi perjalanan Jeddah ke Madinah,” tambahnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Hal lain yang juga akan dibahas menyangkut kepastian kebijakan parameter kapasitas pemondokan, apakah berdasarkan ehajj atau berdasarkan tasyrih yang dibuat oleh hotel itu sendiri. “Jadi agar tidak terjadi double standard , nanti yang dirugikan kita,” katanya.
Selain Dirjen PHU, Menteri Kesehatan juga akan ikut dalam kunjungan kerja ke Arab Saudi. Selama di sana, tim Indonesia akan melakukan sejumlah pertemuan dengan Menteri Haji Arab Saudi, GACA, dan beberapa pihak lainnya. (T/P011/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online