Kemenag: Masjid Berperan Jadi Pusat Peradaban Islam

Jakarta, MINA – Bertepatan dengan milad ke-43 , pada Selasa (23/2) kemarin, Kementerian Agama melalui Ditjen Bimas Islam menginginkan agar masjid menjadi pusat peradaban umat Islam.

Sekretaris Ditjen Bimas Islam, M. Fuad Nasar mengatakan bahwa masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah semata, melainkan juga dapat berfungsi sebagai kegiatan sosial keagamaan lainnya yang dapat menjadi simbol dan identitas umat Islam.

“Masjid memainkan peranan penting peradaban Islam bagi sebuah bangsa melalui berbagai fungsinya. Bukan hanya untuk beribadah, namun juga sebagai tempat pendidikan, peristirahatan bahkan rumah sakit,” ungkap Fuad, pada Rabu (24/2).

Terkait dengan peradaban Islam, Fuad mengemukakan kehidupan umat Islam pada umumnya berawal dan berakhir di masjid. Dengan kata lain, setiap muslim memiliki hubungan ruhani dan hubungan sosial yang erat dengan masjid sebagai rumah ibadah dan pusat pembinaan umat di mana pun berada sepanjang hidupnya.

“Akad nikah sebagai awal terbentuknya keluarga kebanyakan dilaksanakan di masjid. Ketika seorang muslim pulang kerahmatullah, jenazahnya juga dishalatkan di masjid,” imbuhnya.

Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara yang menempati area tanah seluar 9,5 hektar. Nama Istiqlal sendiri diambil dari bahasa Arab yang artinya merdeka.

Pemancangan tiang pertama Masjid Istiqlal dilakukan oleh Presiden Pertama RI Soekarno dalam upacara resmi Kamis, 24 Agustus 1961.

Sejarawan Ahmad Mansur Suryanegara dalam buku Api Sejarah, Jilid Kedua, mengemukakan, “Nama Masjid Istiqlal diusulkan oleh Menteri Agama RI K.H. Muhammad Iljas. Masjid Istiqlal sebagai monumen perjuangan bangsa dan negara sebagai fakta sejarah yang berbicara bahwa Proklamasi dan penegak NKRI diperjuangkan oleh para Ulama dan Santri serta umat Islam sebagai pemakmur masjid.”

Pembangunan Masjid Istiqlal berjalan lambat dan terhenti sampai jatuhnya pemerintahan Soekarno (Orde Lama) pasca peristiwa Gestapu atau G.30.S/PKI.

Pembangunan Masjid Istiqlal dilanjutkan di masa pemerintahan Orde Baru dibawah kepemimpinan Jenderal Soeharto. Presiden Soeharto selaku Ketua Penyantun Masjid Istiqlal menyediakan anggaran pembangunan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I dan Pelita II. Peresmian Masjid Istiqlal oleh Presiden Soeharto dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 1978. (L/R2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.