Samarinda, 6 Jumadil Akhir 1438/5 Maret 2017 (MINA) – Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Dirjen Pendis Kemenag), Kamaruddin Amin meminta civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perpustakaan sebagai bagian penting pembelajaran.
“Perpustakaan harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan PTKIN menuju perguruan tinggi berstandar internasional,” katanya saat menjadi narasumber Stadium General “Membangun Pemikiran Kreatif Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi di Era Digital”, di IAIN Samarinda, demikian keterangan pers Kemenag yang diterima Ahad.
Sebelumnya, Kamaruddin meresmikan Gedung Perpustakaan dan Laboratorium IAIN yang terletak di Kalimantan Timur.
Menurutnya, salah satu yang perlu dilakukan adalah memastikan perpustakaan PTKIN memiliki koleksi literatur yang lengkap dan berkualitas.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
”Dengan jurnal dan buku yang lengkap, serta pelayanan berbasis global, perpustakaan akan menjadi ruang yang memudahkan civitas akademika dalam melakukan kajian dan penelitian. Karena itu, perpustakaan juga harus didesain agar menjadi tempat yang paling baik dan nyaman dalam menggali berbagai ilmu dan riset pengetahuan,” ujarnya.
Doktor lulusan Jerman ini mencontohkan perpustakaan yang dimiliki sebuah lembaga pendidikan di Iran yang bernama An-Nur. Perpustakaan tersebut dikenal memiliki koleksi literatur yang paling lengkap untuk kajian-kajian Islam dan menjadi perpustakaan terbaik di dunia.
Di An-Nur, katanya, jutaan buku dan literatur baik klasik maupun kontemporer telah terdigitalisasi. “Saya berharap para pimpinan PTKIN dapat mempunyai aplikasi perpustakaan yang ada di An-Nur Iran yang dapat digunakan di pepustakaan kita,” tuturnya.
Di tempat berbeda, lanjutnya, sebuah Fakultas Teologi di Belgia juga memiliki perpustakaan yang sangat bagus. Meski hanya memiliki mahasiswa dan dosen yang bisa di hitung jari, tetapi perpustakaan di sana dikenal terbaik di dunia. Perpustakaan ini mempunyai koleksi buku, literatur yang sangat lengkap sekaligus dikelola dengan baik.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
“Saya pernah bertanya kepada Nasr Hamid Abu Zaid ketika mengajar di Belanda, di mana tempat belajar Islam terbaik? Beliau menjawab, di tempat yang mempunyai perpustakaan bagus dan orang-orang yang ahli di bidang kajian ilmu tertentu,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menyatakan, selain koleksi buku lengkap, tradisi membaca civitas akademika PTKIN juga harus terus ditingkatkan. Waktu belajar di Jerman, Kamaruddin mengaku sering bertemu dengan mahasiswa doctoral dan post doctoral justru di perpustakaan. Dari mulai jam 08.00 – 22.00, pekerjaan mereka hanya membaca dan melakukan penelitian di perpustakaan.
“Kalau anda semua tidak membaca literatur-literatur berkelas dunia, anda akan tergilas dari komunitas internasional,” tutupnya. (T/R09/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru