Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muktamar ke-20 Mathla’ul Anwar Diselenggarakan di Asrama Haji Pondok Gede

Rana Setiawan - Selasa, 23 Februari 2021 - 23:53 WIB

Selasa, 23 Februari 2021 - 23:53 WIB

2 Views

Jakarta, MINA – Kementerian Agama menyatakan dukungannya pada penyelenggaraan muktamar ke-20 dan peringatan ulang tahun ke-105 Mathla’ul Anwar yang akan dilaksanakan di Jakarta dalam waktu dekat.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Prof. Oman Fathurahman ketika menerima audiensi Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) di Jakarta, Selasa (23/2).

Pada kesempatan itu, Plt Dirjen PHU Kemenag didampingi oleh Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Dr. H. Muhajirin Yanis.

Menurut Prof. Oman, bentuk dukungan Kemenag adalah dipersilahkannya Mathla’ul Anwar untuk melaksanakan muktamar dan memperingati hari ulang tahunnya yang ke-105 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur.

Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan

“Sesuai amanat Menteri Agama, Asrama Haji itu bukan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan haji, namun juga harus memiliki fungsi sosial dan edukasi,” kata profesor bidang filologi itu saat menerima audiensi jajaran PBMA yang dipimpin Ketua Umum KH Ahmad Sadeli Karim.

Menanggapi pernyataan Plt Dirjen PHU Kemenag, Ketua Umum PBMA menyampaikan ucapan terimakasih atas kesediaan Kemenag untuk mendukung pelaksanaan Muktamar XX dan HUT ke-105 Mathla’ul Anwar di Jakarta dalam waktu dekat itu.

Usai bertemu Plt Dirjen PHU Kemenag, KH Sadeli Karim kepada pers menjelaskan, Muktamar ke-20 Mathla’ul Anwar seharusnya dilaksanakan pada 2020, namun diundur ke tahun 2021 karena adanya pandemi COVID-19, dengan harapan pandemi sudah mereda.

Di tengah situasi pandemi yang belum kunjung mereda, PBMA kemudian berketetapan melaksanakan muktamar, tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama

“Kita akan mewajibkan semua peserta yang hadir membawa hasil swab antigen dengan keterangan negatif. Selain itu semua peserta wajib menerapkan prinsip 5M, yakni mengenakan masker standar selama acara, menjauhi kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan membatasi mobilitas,” kata Ketua Umum PBMA.

Ia juga mengemukakan, dalam rangka menerapkan protokol kesehatan, pihaknya hanya mengizinkan 10 persen peserta yang hadir secara secara fisik, yaitu sekitar 100 orang. Sedangkan sisanya mengikuti secara virtual di kediaman masing-masing.

Menurut KH Sadeli Karim, PBMA juga terus berkoordinasi dengan Pemprov DKI untuk menyiapkan muktamar di Jakarta agar penyelenggaraannya berjalan lancar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Terkait calon Ketua Umum PBMA mendatang, ia mengatakan, pada prinsipnya Mathla’ul Anwar menginginkan tokoh yang mampu bekerjasama dengan semua pihak, termasuk dengan Pemerintah dan semua Ormas Islam.

Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak  

Tetapi, sebagaimana diliput media massa, dalam pidato Muktamar Mathla’ul Anwar pada 2015 di Pandeglang, di hadapan Presiden Jokowi, KH Sadeli Karim mengatakan bahwa Mathla’ul Anwar akan selalu mendukung program Pemerintah, namun tak segan mengoreksi jika Pemerintah melakukan kekeliruan.

Sementara itu Ketua Steering Committee (SC) Mohammad Zen mengatakan, agenda Muktamar Mathla’ul Anwar 2021 adalah pemilihan Ketua Umum PBMA periode 2021-2026, selain juga penyempurnaan AD-ART, perumusan program kerja, dan penyampaian rekomendasi, baik internal maupun eksternal.

Zen juga mengemukakan, tema muktamar Mathla’ul Anwar kali ini adalah “Menata ummat, merekat bangsa”. Menurutnya, Ormas yang kini berusia 105 tahun dan mempunyai perwakilan di hampir semua provinsi dan di beberapa negara itu perlu terus menata ummat agar menjadi ummat yang harmonis dan sejahtera.

Dalam suasana pandemi saat ini polarisasi ummat sangat terasa karena adanya perbedaan pandangan, baik dalam pandangan politik maupun dalam segi kehidupan lainnya.

Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina

“Tetapi kita tidak mungkin menghilangkan perbedaan, karena perbedaan itu adalah fitrah. Apa yang harus kita lakukan adalah menata perbedaan itu agar tidak menimbulkan benturan,” kata Zen.

Ketua SC Muktamar ke-20 Mathlaul Anwar itu juga menyatakan, kondisi bangsa saat ini perlu terus didekatkan dan direkatkan agar tidak bercerai berai dan menjadi lemah.

“Sesuai sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, kita bangsa Indonesia harus bersatu. Dengan persatuan kita akan mampu menjadi bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” katanya.

Dalam upaya memeriahkan rangkaian muktamar, Zen juga mengatakan bahwa pihaknya akan melaksanakan webinar yang menampilkan tokoh-tokoh nasional lintas Ormas Islam dalam upaya turut memperlancar koordinasi dan komunikasi dalam menata umat dan merekatkan bangsa.(R/R1/P1)

Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”

 

Mi’raj News Agency (MINA) 

Baca Juga: Puluhan WNI dari Suriah Tiba di Tanah Air

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Dunia Islam
Indonesia
Indonesia
Indonesia