SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenag Terapkan Skema Murur Pola Pergerakan Jamaah Puncak Haji

kurnia - Sabtu, 8 Juni 2024 - 15:27 WIB

Sabtu, 8 Juni 2024 - 15:27 WIB

0 Views ㅤ

Makkah, MINA – Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) RI Subhan Cholid menyampaikan, penyelenggaraan ibadah haji kali pertama Indonesia akan menerapkan skema murur pola pergerakan jamaah masa puncak haji.

“Murur adalah mabit (bermalam) dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah, saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina,” kata Subhan dalam keterangan di Makkah, Sabtu (7/6).

Skema murur ini, katanya rencananya akan diikuti oleh 25 persen jamaah haji Indonesia atau sekitar 55 ribu orang.

“Mereka akan diprioritaskan ikut dskema murur ini adalah para jemaah dengan risiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabiltas, serta para pendamping lansia,” ujarnya.

Baca Juga: BPS Saudi: Sebanyak 1,8 Juta Jamaah Haji 2024, 63% dari Asia

Menurut Subhan, penerapan murur ini dilakukan sebagai ijtihad serta ikhtiar menjaga keselamatan jiwa jamaah haji Indonesia, pemerintah telah memikirkan bagaimana ritual pelaksanaan ibadah haji yang sesuai dengan syariah.

“Termasuk, kita juga telah memikirkan penyediaan kerikil untuk lontar jumrah. Jadi, meski pun tidak turun di Muzdalifah jemaah tidak perlu khawatir tidak dapat kerikil. Itu kami bekali sejak jemaah ada di Arafah,” imbuhnya.

Pihak Mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah. Ini cukup untuk keperluan lontar jumrah Aqobah hingga selesai nafar tsani.

Pemberian kerikil ini, lanjut Subhan, akan dilakukan bersamaan dengan pemberian snack berat yang ditujukan sebagai layanan konsumsi di Muzdalifah.

Baca Juga: Arab Saudi Rilis Daftar 1,8 Juta Jamaah Haji 2024, 63 persen dari Asia

“Jadi, saat jamaah di Arafah, akan ada pembagian kantong kerikil beserta snack berat untuk di Muzdalifah. Nah ini dua-duanya dibawa. Jangan ditinggal di Arafah ya,” pesan Subhan.

“Snacknya dikonsumsi jamaah saat di Muzdalifah, terutama bagi mereka yang tidak ikut murur. Sambil menunggu pemberangkatan ke Mina bisa konsumsi snack berat, Sementara untuk kantong kerikil akan kita gunakan saat melakukan lontar jumrah di Mina,” katanya.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jamaah Haji Kloter 16 JKG Provinsi Lampung Telah Tiba

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Artikel
Palestina
MINA Preneur
Artikel