Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KEMENAG. TURKI: PEMBAGIAN MASJID AL-AQSHA TIDAK DAPAT DITERIMA

Rendi Setiawan - Kamis, 8 Oktober 2015 - 14:26 WIB

Kamis, 8 Oktober 2015 - 14:26 WIB

351 Views

Kepala Direktorat Departemen Agama Turki, Mehmet Görmez. (Foto: Worldbulletin)
<a href=

Kepala Direktorat Departemen Agama Turki, Mehmet Görmez. (Foto: Worldbulletin)" width="300" height="169" /> Kepala Direktorat Departemen Agama Turki, Mehmet Görmez. (Foto: Worldbulletin)

Ankara, 24 Dzulhijjah 1436/8 Oktober 2015 (MINA) – Kepala Direktorat pada Kementerian Agama Turki, Mehmet Görmez mengatakan, pemecahbelahan dan pembagian Masjid Al-Aqsha, masing-masing untuk Muslim dan Yahudi,  tidak dapat diterima.

“Kami, sebagai Muslim, tidak menerima pembagian sementara ruang Al-Aqsha,” kata Gormez dalam sebuah pernyataannya, Selasa (6/10), demikian Worldbulletin dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pernyataan Gormez muncul usai Otoritas penjajah Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsha pada 13 September lalu menggunakan peluru karet, gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan jamaah Muslim di dekat masjid selama tiga hari yang memicu kecaman dari dunia internasional.

Tokoh utama Palestina dan faksi perlawanan memperingatkan, Otoritas penjajah Israel sedang berupaya membagi ruang kompleks Masjid Al-Aqsha (antara Muslim dan Yahudi).

Baca Juga: Pasukan Israel Perpanjang Masa Tinggal di Tepi Barat

Bagi umat Islam, Al-Aqsha merupakan tempat suci ketiga setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Bagi umat Yahudi, Al-Aqsha diklaim sebagai Temple Mount, situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Kelompok Yahudi ekstremis telah menyerukan pembongkaran Masjid Al-Aqsha, hingga sebuah kuil Yahudi yang kemungkinan akan dibangun di atasnya.

Terkait ikhwal itu, Gormez mengatakan bahwa tidak mungkin untuk memisahkan apa yang terjadi di Palestina dengan yang terjadi hari ini di Damaskus, Kairo, Baghdad dan bahkan di daerah tenggara Turki.

“Kami menganggap dan memandang mereka sebagai satu kesatuan. Pertanyaan ini harus diajukan kepada semua umat manusia. Apakah tidak cukup darah yang telah kalian tumpahkan dalam sejarah Islam selama satu abad, sehingga pemilik dan warga negara di sini merasa nyaman?” pungkasnya. (T/P011/P2)

Baca Juga: Jumlah Korban Syahid di Gaza Jadi 48.329 Sejak Oktober 2023

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Tawanan Israel Cium Kening Pejuang Hamas saat Dibebaskan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Khadijah
Palestina