Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenangan Al-Aqsa oleh Orang-Orang Beriman

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - 3 jam yang lalu

3 jam yang lalu

0 Views

Jamaah shalat Jumat di Masjidil Aqsa. (Quds Press)

AL-QURAN menanamkan karakter pejuang pembebas, termasuk pembebas Baitul Maqdis, adalah sosok-sosok yang tidak lemah, pantang menyerah. Ini karena wilayah Baitul Maqdis bukan tempat putus asa.

Ia adalah tempat lahirnya orang-orang tangguh. Dan kita sedang disiapkan untuk itu. Janji kemenangan oleh para pembebas itu Allah tegaskan dalam kalam-Nya, “…Dan mereka masuk ke dalam Masjid (Al-Aqsha), sebagaimana mereka memasukinya pertama kali…” (Q.S. Al-Isra [17]: 7).

Inilah janji suci, bahwa akan ada pasukan pembebas, yang akan memasuki Masjidil Aqsa seperti dahulu Amirul Mukminin Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al-Ayyubi memasukinya dengan cahaya iman dan kedamaian, bukan dengan kekerasan apalagi penjajahan.

Mereka para pembebas Al-Aqsa, pembebas Baitul Maqdis, pembebas Palestina, itu adalah pecinta akhirat. Wajah-wajah mereka bersinar oleh dzikir, langkah-langkah mereka ringan oleh shalat malam, dan hati mereka kuat oleh keyakinan akan janji Allah.

Baca Juga: Spekulasi Gugurnya Abu Obeida, Belum Ada Konfirmasi Hamas

Lebih dari itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah mengabarkan, bahwa di akhir zaman, akan ada pertempuran besar. Dan umat Islam saat itu akan mengalahkan bangsa Yahudi, sebagaimana sabda beliau:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

Dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat tidak terjadi hingga kaum muslimin memerangi Yahudi lalu kaum muslimin membunuh mereka hingga orang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, batu atau pohon berkata, ‘Hai Muslim, hai hamba Allah, ini orang Yahudi dibelakangku, kemarilah, bunuhlah dia, ‘ kecuali pohon gharqad, ia adalah pohon Yahudi’.” (H.R. Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Nubuwwah dari Nabi tersebut, bukanlah seruan kebencian. Tapi itu adalah kabar kebenaran dari Nabi, bahwa kezaliman pasti tumbang, bahwa penjajahan pasti musnah, dan bahwa Masjidil Aqsa dan wilayah Baitul Maqdis akan kembali ke tangan orang-orang yang bersujud.

Baca Juga: Hentikan Perang Sekarang Juga

Kini, harapan akan pembebasan Baitul Maqdis bukan lagi utopia. Ia tumbuh dalam dada setiap jiwa yang mencintai keadilan dan kebenaran. Dan selama masih ada satu jiwa yang berdiri teguh di pelataran Al-Aqsa, maka perjuangan belum usai, ia justru baru dimulai.

Dijelaskan dalam hadis, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الدِّينِ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْ قَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلَّا مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ ” . قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ وَأَيْنَ هُمْ ؟ قَالَ: ” بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ “

Artinya: “Akan senantiasa ada sekelompok ummatku yang menang memperjuangkan agama ini, berhasil menekan musuh mereka. Tidaklah merugikan mereka para penyelisih, kecuali sekedar tekanan hidup sampai datang kepada mereka keputusan Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, dan di mana mereka?” Beliau menjawab, “Di Baitul Maqdis dan pinggir-pinggir Baitul Maqdis.” (H.R. Ahmad dari Abu Umamah).

Baca Juga: Baitul Maqdis, Negeri Para Nabi

Berarti memang akan selalu ada kelompok dari umat Islam yang selalu berjuang dalam menegakkan kebenaran, selalu ada kelompok pembela Baitul Maqdis.

Mereka tidak takut dan tidak khawatir akan bahaya yang mengintai dirinya dan keluarganya, serta tidak takut akan ancaman musuh-musuhnya. Sebab mereka amat yakin bahwa mereka berjuang untuk dan karena Allah. Sehingga dengan demikian Allah adalah pelindungnya. Maka tatkala Allah menjadi pelindungnya, semua bahaya dan ancaman itu tidak masalah.

Apalagi ini dikaitkan dengan pembebasan Baitul Maqdis, negeri para Nabi yang penuh berkah. Merekalah para pejuang, aktivis, pegiat yang memuliakan, mempertahankan, menjaga dan mengawal Masjidil Aqsa di kawasan negeri yang disucikan Baitul Maqdis. Adapun dengan kaum muslimin yang jauh dari kawasan tersebut, mereka tetap memiliki kewajiban yang sama dalam berjuang untuk Baitul Maqdis. Sebab, mempertahankan Baitul Maqdis bukan semata tanggung jawab kaum muslimin di sekitarnya. Namun juga tanggung jawab seluruh kaum muslimin.

Maka jadilah selalu pembela Baitul Maqdis. Tak harus mengangkat senjata atau berdiri di garis depan. Karena setiap kita punya medan juang masing-masing. Bisa memulainya dengan ilmu. Ilmu adalah senjata, dan dunia ini dibentuk oleh orang-orang yang berilmu.

Baca Juga: Dari Silaturahmi ke Ajang Pamer: Media Sosial yang Kehilangan Ruh

Niatkan setiap lembar yang dibaca, adalah untuk membela Al-Aqsa, membela kebenaran, membela umat. Kelak, dari ruang-ruang belajar yang sederhana, lahir pemimpin yang lantang bersuara untuk Palestina. Lahir dokter yang kelak mengobati luka di Gaza. Lahir pengacara yang membela hak mereka di pengadilan dunia. Lahir jurnalis yang berani menyuarakan kebenaran yang ditutup-tutupi penjajahan.

Baitul Maqdis tak hanya butuh doa, tapi juga butuh generasi yang kuat, cerdas, dan peduli.
Setiap usaha kecil hari ini, adalah batu bata yang bisa menjadi benteng untuk Al-Aqsa esok hari.

Belajarlah dengan tekad yang besar. Berdoalah dengan iman yang dalam. Bekerjalah dengan niat yang benar. Berdirilah bersama kebenaran, meski dunia diam. Karena pembela Baitul Maqdis sejati, adalah mereka yang terus berjuang, dalam diam maupun dalam terang.

Baitul Maqdis tak akan dibebaskan oleh pasukan biasa, tapi oleh mereka yang telah membebaskan dirinya dari cinta dunia, yang di malam hari menangis di sajadah, dan yang di siang hari berjuang di medan laga.

Baca Juga: Menjarah: Akibat dari Keserakahan dan Ketidakadilan

Mereka datang bukan untuk balas dendam, tapi untuk mengembalikan hak dan kemuliaan yang telah dirampas. Dan hari itu, akan menjadi hari di mana langit bersaksi, bahwa janji Allah bukan isapan jempol.

Bahwa Masjidil Aqsa akan kembali, ke pangkuan umat yang mencintainya karena Allah. “Al-Aqsha Haqquna !!!” (Al-Aqsha milik kita). []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ketika Nabi Sulaiman Memperbarui Masjidil Aqsa

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
Tausiyah