Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemendikbud Alokasikan Rp.100,13 Miliar untuk Fasilitasi SD

Hasanatun Aliyah - Ahad, 28 Oktober 2018 - 18:08 WIB

Ahad, 28 Oktober 2018 - 18:08 WIB

1 Views

Jakarta, MINA — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengalokasikan dana sebesar Rp.100,13 miliar untuk sarana prasarana dalam program pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) dan renovasi Sekolah Dasar (SD) di tahun 2018.

Hal ini dilakukan Pemerintah dalam rangka mempercepat pemerataan mutu pendidikan SD, melalui Direktorat Pembinaan SD (PSD) Kemedikbud.

Anggaran sebesar Rp.100,13 miliar, untuk membangun 15 USB dengan anggaran Rp.32,94 miliar dan merenovasi 53 SD rujukan dan SD lainnya yang sangat prioritas di berbagai wilayah Indonesia dengan anggaran Rp.67,19.

“Dengan kebijakan zonasi yang ditetapkan oleh Pak Menteri, kami harap melalui sekolah-sekolah terpilih di zonanya itu, secara bertahap akan kami benahi melalui renovasi. Mudah-mudahan nanti sekolah ini dalam rangka meningkatkan mutunya bisa mengimbaskan kepada SD yang lain,” ujar Direktur PSD, Kemendikbud, di Jakarta, Ahad (28/10).

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

Melalui kegiatan Lokakarya Supervisi dan Evaluasi Proses Pembangunan USB dan Renovasi Sekolah Dasar 2018 yang diselenggarakan Direktorat PSD di Tangerang, pada 25-27 Oktober 2018, Khamim menegaskan Pemerintah ingin memastikan bangunan sekolah yang dibangun berkualitas baik, aman, dan nyaman digunakan untuk proses pembelajaran oleh seluruh warga sekolah. Selain itu, agar penggunaan anggarannyapun sesuai dengan perencanaan sehingga akuntabilitas pelaporan keuangannya dapat tercapai.

“Kami ingin memastikan bahwa pelaksanaan yang tahap satu, minimal 50 persen proses pembangunan dan renovasi sudah berjalan. Alhamdulillah sudah ada yang 53 persen,51 persen bahkan ada yang 80 persen dari sekolah-sekolah yang hadir,” jelasnya.

Program pembangunan USB dan renovasi SD secara swakelola ini, selain melibatkan peran sekolah dan masyarakat sekitar juga melibatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian teknik bangunan yang ditunjuk oleh Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud sebagai tim teknis perencana dan pengawas.

Narasumber Lokakarya Supervisi dan Evaluasi Proses Renovasi Sekolah Dasar 2018, Baedhowi, mengatakan pembangunan dan renovasi sekolah secara swakelola ini merupakan upaya pemberdayaan masyarakat yang sangat bagus.

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

“Guru merasa ilmunya bermanfaat, di situ bisa mengerahkan murid-murid ikut berpartisipasi, melatih keterampilan murid,” ujar Baedhowi.

Selain itu, proses pembangunan dan renovasi sekolah yang juga melibatkan warga sekitar sekolah sehingga masyarakat di sekitarnya pun merasa memiliki sekolah tersebut. Hal ini juga mendorong tanggung jawab dalam peningkatan kualitas bangunan yang baik.

Baedhowi mengungkapkan dari segi keuangan, program renovasi dan pembangunan SD secara swakelola ini juga dinilai lebih efisien.

“Dana yang diterima sekolah bisa mencapai 90 persen setelah pajak dibandingkan jika renovasi sekolah dilakukan oleh pihak ketiga atau pemborong,” tambahnya.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Pada tahap pertama, sekolah penerima bantuan masing-masing telah menerima 70 persen dana program pembangunan USB dan renovasi SD pada Juli 2018. Tahap selanjutnya, berdasarkan proses pembangunan yang berjalan.

Sebanyak 39 sekolah telah menerima 100 persen dana pembangunan dan renovasi pada Oktober 2018. Sisanya, pemerintah tetap akan memperhatikan perkembangan sekolah hingga bantuan pada tahap pertama mencapai 50 persen. (L/R10/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Preneur