Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemendikbud: Guru dan Tenaga Kependidikan Adalah Agen Perubahan

Hasanatun Aliyah - Ahad, 12 Agustus 2018 - 22:49 WIB

Ahad, 12 Agustus 2018 - 22:49 WIB

9 Views

Jakarta, MINA – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Supriano mengatakan, guru dan tenaga kependidikan adalah agen perubahan untuk bangsa.

“Pendidik dan tenaga kependidikan adalah agen perubahan di daerah. GTK berprestasi dan berdedikasi inilah yang akan menjadi role model (teladan) di daerahnya masing-masing,” katanya saat pembukaan Pemilihan GTK Beprestasi dan Berdedikasi tahun 2018, di Jakarta, Ahad (12/8).

Perubahan yang sangat cepat menghadirkan tantangan dalam dunia pendidikan, untuk itu guru dan tenaga kependidikan memegang peranan penting dalam penyiapan generasi muda yang mampu menghadapi berbagai tantangan zaman.

Melalui Pemilihan GTK Beprestasi dan Berdedikasi tahun 2018, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong semakin banyak guru yang mampu menyiapkan peserta didik menjadi generasi emas Indonesia.

Baca Juga: Viral! Kades Wunut Klaten Bagi-Bagi THR untuk 2.289 Warganya

Menurut Dirjen GTK, Kemendikbud telah menggulirkan tiga kebijakan besar dalam rangka menyiapkan generasi emas penerus bangsa di era yang semakin global. Pertama adalah gerakan literasi nasional. Literasi bukan hanya terkait baca tulis saja, tetapi juga terkait informasi, literasi teknologi, khususnya digital.

“Negara yang mampu bersaing adalah yang mampu menguasai teknologi, informasi, sumber daya, dan bisnis,” ucapnya.

Kedua, pembelajaran abad 21 yang salah satunya diupayakan melalui Kurikulum 2013. Dirjen GTK menilai, terdapat 4 kompetensi dasar yang wajib dimiliki setiap peserta didik, yakni kompetensi untuk berfikir kritis (critical thinking). Kemudian kemampuan berkomunikasi, baik melalui media maupun secara interaksi langsung, kemampuan berkolaborasi dan kerja sama dan kreativitas untuk menghasilkan inovasi.

“Ketiga, yang paling penting adalah karakter. Banyak orang cerdas, tetapi gagal karena tidak memiliki karakter yang baik. Dalam panduan kita jelas, nasionalis, religius, mandiri, gotong royong, dan kejujuran (integritas),” ungkapnya. (R/R10/P1)

Baca Juga: Kemenag Gelar Penulisan Serentak Mushaf Nusantara dari 29 Provinsi

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Dinkes Pekanbaru Kasus DBD Meningkat

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Indonesia
MINA Health
Para petugas Pusat Pengelolaan Sampah Nasional Arab Saudi mengumpulkan kain ihram yang ditinggalkan oleh para jamaah di tenda-tenda atau penginapan mereka di akhir musim haji. (MWAN/Twitter/tangkapan layar)
Dunia Islam