Kemendikbud: Hanya Sedikit Siswa yang Minat Jadi Guru

Jakarta, MINA – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), , Totok Suprayitno mengatakan,  hasil angket Kemendikbud mengungkapkan bahwa hanya yang berminat menjadi .

Angket tersebut dilampirkan di akhir soal Ujian Nasional 2019. Ini yang pertama kalinya UN menggunakan sistem angket tes untuk mengkaji informasi non-kognitif peserta didik.

Berdasarkan hasil angket yang disebar di 8.584 SMA/MA penyelenggara UNBK (ujian nasional berbasis komputer), terungkap 11 persen dari 521.500 siswa (25,94 persen peserta UNBK) memilih menjadi guru.

“Sayangnya, mereka yang memilih menjadi guru, yang mayoritas perempuan, nilai UN-nya rendah. Ini menjadi perhatian kami karena siswa-siswa cerdas jadi guru. Mereka maunya jadi pengusaha hebat, wirausaha, dan presiden. Yang nilai UN rendah malah tertarik jadi guru,” kata Totok dalam taklimat media di Kantor Kemendikbud, Selasa (7/5).

Terkait ini, ia menyatakan  belum mengetahui penyebabnya, namun ia berharap ke depannya dapat meningkatkan kompetensi peserta didik yang bercita-cita sebagai guru. Ia juga mencontohkan, seperti di Finlandia, profesi guru berasal dari orang-orang terbaik dengan nilai pendidikan terbaik.

“Kita juga ingin menyiapkan guru, menjadikannya terbaik sejak dari bibitnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Dirjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat Harris Iskandar menduga, banyak siswa cerdas menolak jadi guru karena melihat kehidupan tenaga honorer.

Padahal ada 2 juta lebih guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang hidup sejahtera karena mendapat berbagai tunjangan. (R10/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.