Jakarta, MINA – Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ina Agustina menyampaikan, 76 persen kasus HIV di Indonesia terkonsentrasi di 11 provinsi prioritas.
“Adapun Provinsi-provinsi itu yakni Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Bali, Papua, Papua Tengah, Sulawesi Selatan, Banten, dan Kepulauan Riau,” ucap Ina dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Ahad (22/6).
Ina menyebut penyebaran kasus HIV secara nasional banyak terjadi di populasi kunci seperti laki-laki seks dengan laki-laki (LSL), waria, pekerja seks perempuan, dan pengguna napza suntik. Namun, di Papua, penularan sudah menyebar ke populasi umum, dengan prevalensi mencapai 2,3 persen.
Dalam tiga tahun terakhir, positivity rate HIV cenderung stagnan. Namun, kasus infeksi menular seksual (IMS) justru meningkat, termasuk di kelompok usia muda. Kemenkes mencatat 23.347 kasus sifilis pada tahun lalu, mayoritas merupakan sifilis dini (19.904 kasus), dan 77 di antaranya adalah sifilis kongenital yang menular dari ibu ke bayi.
Baca Juga: Dr. Sarbini: Trump Khianati Janji Kampanye dengan Serang Iran
Gonore juga tercatat tinggi dengan 10.506 kasus, terutama di Jakarta. “IMS bukan hanya masalah kesehatan pribadi, ini masalah kesehatan masyarakat. IMS membuka pintu bagi penularan HIV, dan kasus terbanyak terjadi di usia produktif 25-49 tahun, bahkan kini mulai meningkat pada usia remaja 15-19 tahun,” tegas Ina.
Berdasarkan data terbaru, Indonesia menempati peringkat ke-14 dunia dalam jumlah orang dengan HIV (ODHIV) dan peringkat ke-9 untuk infeksi baru HIV. ODHIV pada 2025 diperkirakan mencapai sekitar 564 ribu. Namun baru 63 persen yang mengetahui statusnya.
Dari jumlah tersebut, 67 persen telah menjalani terapi antiretroviral (ARV). Hanya 55 persen yang mencapai viral load tersupresi, artinya virus tidak terdeteksi dan risiko penularan sangat rendah. Kemenkes terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tes HIV dan pengobatan ARV.
Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan seksual dan reproduktif, serta menghindari perilaku berisiko yang dapat meningkatkan risiko penularan HIV dan IMS. Dengan demikian, diharapkan kasus HIV dan IMS dapat ditekan dan kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan. []
Baca Juga: Indonesia Evakuasi 97 Warga dari Iran dan 4 WNI dari Israel
Mi’raj News Agency (MINA)