Jakarta, MINA – Kementerian Kesehatan terus menerapkan upaya menekan tingkat risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) yang terus meningkat dalam beberapa tahun dan mulai menjangkiti generasi muda.
“Pencegahan promosi kesehatan selama ini kami lakukan melalui empat pilar,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Cut Putri Arianie saat Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang berlangsung di Aula IMERI, UI Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (4/10).
“Pilar pertama yaitu promosi kesehatan, di mana Kemenkes bersama instansi terkait menggiatkan informasi dan edukasi terkait risiko penyakit ke masyarakat luas,” ujarnya.
Sosialiasi dan edukasi itu ditujukan baik ke populasi berisiko tinggi maupun rendah. Sarana edukasi itu bisa melalui media cetak, tatap muka maupun digaungkkan lewat media sosial.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Pilar kedua, melakukan program deteksi dini kepada semua kalangan baik populasi sehat maupun terindikasi tidak sehat melalui fasilitas kesehatan berbasis masyarakat seperti Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) di kampus-kampus dan perkantoran. Ditargetkan ada satu Posbindu di setiap desa/kelurahan.
“Melalui Posbindu mereka bisa mengecek berat badan, kadar kolesterol dan tekanan darah. Petugas di sana akan mencatat profil kesehatan, dipantau dan memberikan rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan,” kata Cut Putri.
Pilar berikutnya, lanjutnya, adalah menggiatkan imuninasi khusus seperti kanker serviks/tes IVA maupun upaya deteksi dini penyakit tidak menular di faskes maupun komunitas.
Pilar keempat, yaitu menggerakkan Gerakan Masyarakat Hidup sehat (Garmas) dengan meminta setiap instansi pemerintah, kementerian dan lembaga membuat wilayah sehat seperti kawasan bebas rokok, sosialisasi agar mengkonsumsi makanan sehat dengan kadar gula, garam, minyak sawit/goreng tidak berlebihan.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
“Tak lupa, pemerintah bersama kalangan swasta, komunitas, dunia pendidikan menggulirkan pola hidup sehat rutin seperti wajib berolahraga atau senam ringan setiap hari di lingkungan masing-masing,” jelasnya.
Satu hal, menurut Cut Putri Arianie, kunci untuk mencegah perluasan PTM adalah dengan menguatkan perangkat deteksi dini dalam mengindetifikasi penyakit tersebut.
“Kita di era transisi dari penyakit menular ke meningkatnyya penyakit tidak menular karena aktivitas fisik kita menurun. Kemajuan teknologi juga ikut menjadi faktor pemicu risiko penyakit ini,” jelas Cut Putri Arianie.
Untuk itu, Kemenkes mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan hal itu sebagai sebuah kesadaraan gaya hidup sehat. (L/Ais/P1)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Mi’raj News Agency (MINA)