Gaza, 21 Rabiul ‘Awwal 1437/1 Januari 2016 (MINA) – Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa 2015 sebagai tahun paling sulit bagi pasien Gaza, yang membutuhkan perawatan medis di luar negeri, terutama karena tindakan penutupan perbatasan Rafah yang masih berlangsung oleh Mesir.
Juru bicara kementerian Ashraf Al-Qudra mengatakan, Kamis (31/12), pemerintah Mesir hanya membuka perbatasan Rafah secara sporadis sebanyak 21 hari selama setahun, yang memungkinkan jumlah sangat sedikit dari pasien untuk memiliki perawatan medis di rumah sakit khusus Mesir.
Al-Qudra menambahkan bahwa kebijakan dan praktik rasis Israel terhadap pasien Gaza di perlintasan juga berkontribusi terhadap penderitaan pasien dan kehilangan hak mereka untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat, demikian laporan Palestinian Information Center (PIC) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dia juga menunjukkan kelangkaan pasokan medis di rumah sakit Gaza, yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada sektor kesehatan.
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza
RS Indonesia Resmi Beroperasi
Di tengah krisis parah pada sektor kesehatan di Gaza, Kementerian Kesehatan Palestina telah membuka dan meresmikan Rumah Sakit Indonesia yang didanai masyarakat Indonesia untuk melayani penduduk utara Gaza.
Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) di Bayt Lahiya, utara Gaza, sudah mulai menerima antrian pasien sejak Kementerian Kesehatan Palestina secara resmi membuka dan mengoperasikan pada 24 Desember 2015.
Al-Qudra mengatakan bahwa Rumah Sakit baru ini memiliki fasilitas CT scan, yang paling maju di Gaza saat ini, dan empat ruang operasi yang sangat lengkap, selain unit perawatan intensif, dokter medis dan perawat yang berkualitas.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
Dia menyatakan optimismenya tentang kemampuan RS Indonesia yang dibangun dari dana sumbangan Rakyat Indonesia ini untuk mendorong perubahan yang signifikan dalam pelayanan medis yang disediakan di Gaza.
Melalui donasi yang ada dari masyarakat Indonesia, RS Indonesia yang dibangun oleh Lembaga Kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Resque Committee) dengan relawan dari Ma’had Al-Fatah Indonesia dapat memberikan yang terbaik persembahan rakyat Indonesia untuk rakyat Gaza.
RS Indonesia menempati lahan seluas 16.261 meter persegi, merupakan wakaf pemerintah Palestina. Luas bangunan sekitar 10.000 meter persegi.
Kementerian Kesehatan Palestina sedang merenovasi Rumah Sakit Kamal Adwan untuk meningkatkan kualitas layanannya.
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
Sementara sedang direnovasi, pelayanan medis bagi anak-anak akan sementara dilayani di Rumah Sakit lainnya di Gaza, yaitu Rumah Sakit Al-Nasr, Al-Durra, Bait Hanoun dan Balsam.
Kementerian Kesehatan Palestina meminta semua warga yang menerima pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Kamal Adwan untuk terus melanjutkan perawatan di Rumah Sakit Indonesia.(T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat