Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2015 PALING SULIT BAGI PASIEN GAZA KARENA DITUTUPNYA PERBATASAN RAFAH

Rana Setiawan - Jumat, 1 Januari 2016 - 13:22 WIB

Jumat, 1 Januari 2016 - 13:22 WIB

416 Views

Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, utara Gaza, Palestina.(Foto: Doc. MER-C)

Indonesia-300x204.jpg" alt="Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, utara Gaza, Palestin.(Foto: Doc. MER-C)" width="300" height="204" /> Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, utara Gaza, Palestin.(Foto: Doc. MER-C)

Gaza, 21 Rabiul ‘Awwal 1437/1 Januari 2016 (MINA) – Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa 2015 sebagai tahun paling sulit bagi pasien Gaza, yang membutuhkan perawatan medis di luar negeri, terutama karena tindakan penutupan perbatasan Rafah yang masih berlangsung oleh  Mesir.

Juru bicara kementerian Ashraf Al-Qudra mengatakan, Kamis (31/12), pemerintah Mesir hanya membuka perbatasan Rafah secara sporadis sebanyak  21 hari selama setahun, yang memungkinkan jumlah sangat sedikit dari pasien untuk memiliki perawatan medis di rumah sakit khusus Mesir.

Al-Qudra menambahkan bahwa kebijakan dan praktik rasis Israel terhadap pasien Gaza di perlintasan juga berkontribusi terhadap penderitaan pasien dan kehilangan hak mereka untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat, demikian laporan Palestinian Information Center (PIC) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dia juga menunjukkan kelangkaan pasokan medis di rumah sakit Gaza, yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada sektor kesehatan.

Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza

RS Indonesia Resmi Beroperasi

Di tengah krisis parah pada sektor kesehatan di Gaza, Kementerian   Kesehatan     Palestina   telah membuka dan meresmikan   Rumah Sakit   Indonesia  yang   didanai   masyarakat   Indonesia   untuk   melayani   penduduk   utara   Gaza.

Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) di Bayt Lahiya, utara Gaza,  sudah mulai menerima antrian pasien sejak Kementerian Kesehatan Palestina secara resmi membuka dan mengoperasikan pada 24 Desember 2015.

Al-Qudra   mengatakan   bahwa   Rumah   Sakit   baru   ini   memiliki   fasilitas   CT scan, yang   paling   maju   di   Gaza   saat ini, dan   empat  ruang   operasi   yang   sangat lengkap,   selain   unit   perawatan     intensif,   dokter   medis   dan   perawat yang   berkualitas.

Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi

Dia   menyatakan     optimismenya   tentang   kemampuan RS Indonesia yang dibangun dari dana sumbangan Rakyat Indonesia   ini   untuk mendorong     perubahan     yang   signifikan   dalam   pelayanan   medis   yang   disediakan     di   Gaza.

Melalui donasi yang ada dari masyarakat Indonesia, RS Indonesia yang dibangun oleh Lembaga Kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Resque Committee) dengan relawan dari Ma’had Al-Fatah Indonesia dapat memberikan yang terbaik persembahan rakyat Indonesia untuk rakyat Gaza.

RS Indonesia menempati lahan seluas 16.261 meter persegi, merupakan wakaf pemerintah Palestina. Luas bangunan sekitar 10.000 meter persegi.

Kementerian Kesehatan Palestina sedang  merenovasi   Rumah   Sakit Kamal   Adwan     untuk meningkatkan   kualitas   layanannya.

Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat

Sementara sedang   direnovasi,   pelayanan   medis bagi   anak-anak   akan     sementara     dilayani   di   Rumah Sakit   lainnya   di     Gaza,  yaitu Rumah Sakit Al-Nasr,   Al-Durra,   Bait   Hanoun   dan   Balsam.

Kementerian   Kesehatan   Palestina   meminta     semua warga   yang   menerima   pelayanan   kesehatan   di   Rumah Sakit Kamal   Adwan   untuk terus   melanjutkan perawatan   di   Rumah Sakit   Indonesia.(T/R05/P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

 

Rekomendasi untuk Anda