Gaza, MINA – Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan, bahwa nyawa para pasien di Gaza berada dalam risiko besar karena Israel tak mengizinkan peralatan medis masuk ke kota itu.
Kemenkes Palestina di bawah Hamas mengatakan, Israel telah melarang peralatan medis yang diperlukan memasuki rumah sakit Jalur Gaza selama lebih dari setahun. Seperti dilansir Arab News, Selasa (10/1).
Kemenkes Palestina mengatakan, larangan Israel terhadap perangkat diagnostik medis merupakan pelanggaran terhadap hak warga Palestina untuk mendapatkan perawatan yang dijamin oleh hukum kemanusiaan internasional.
Pejabat Kementerian Kesehatan Palestina, Medhat Abbas menyoroti krisis alat medis itu dengan demonstrasi di mana puluhan ambulans dan tim medis berpartisipasi di Persimpangan Erez, di ujung utara Jalur Gaza.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Mereka berkendara di sepanjang jalan yang sejajar dengan perbatasan timur hingga mencapai lokasi di mana demonstrasi Great Return March terjadi beberapa tahun lalu, di sebelah timur Kota Gaza.
Abbas mengatakan, pendudukan Israel telah mencegah masuknya perangkat kateter intervensi, mesin sinar-X digital dan mesin sinar-X bergerak.
Larangan itu tidak terbatas pada peralatan medis yang dibutuhkan untuk rumah sakit di Gaza. Itu juga mencegah masuknya suku cadang untuk peralatan yang rusak di Gaza dan pemindahan peralatan untuk diperbaiki di luar.
Dia menuduh Israel mengekspos pasien dalam perawatan intensif dan mereka yang menderita kanker, penyakit jantung, stroke, dan patah tulang kompleks terhadap risiko kesehatan karena mereka kehilangan perangkat yang mengidentifikasi masalah kesehatan dan intervensi medis yang diperlukan.
Kemenkes Palestina meminta badan-badan terkait untuk memberikan tekanan langsung pada Israel untuk membawa peralatan medis dan diagnostik serta suku cadang untuk peralatan yang rusak guna menyelamatkan pasien di Jalur Gaza.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Pasien terpaksa dipindahkan ke rumah sakit lain di luar Jalur Gaza, termasuk rumah sakit di Yerusalem atau Tepi Barat, dan beberapa di Mesir dan Yordania, untuk mendapatkan diagnosis sebelum memulai pengobatan karena kurangnya peralatan medis. (R/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza