Gaza, MINA – Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, setiap orang yang tinggal di Jalur Gaza meminum air yang tidak sehat.
“Karena penutupan laboratorium kesehatan masyarakat dan ketidakmampuan untuk menguji air minum, semua warga Jalur Gaza meminum air yang tidak aman dan membahayakan nyawa mereka,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan Sabtu (27/4).
Kemenkes mengaitkan hal ini dengan penolakan Israel untuk mengizinkan penggunaan klorin atau alternatif apa pun untuk mengolah air minum.
Selain itu, Kemenkes juga memperingatkan bahwa penumpukan sampah di jalan-jalan dan kamp-kamp juga dapat menyebabkan penyebaran penyakit.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Pada Rabu, kasus meningitis dan hepatitis terdeteksi,” tambah pernyataan Kemenkes.
Di tempat lain, Walikota Beit Lahia Alaa Al-Attar pada Sabtu mengatakan, tentara pendudukan Israel telah menghancurkan 70% sumur air di Jalur Gaza utara di tengah gencarnya serangan terhadap daerah kantong tersebut.
Walikota juga menjelaskan pendudukan juga menghancurkan 50% pompa limbah di Gaza utara. Serta lebih dari 80 kilometer (50 mil) jaringan pipa air dihancurkan tentara pendudukan di Gaza.
“Tentara Israel menghancurkan semua tanaman pertanian di kota (Beit Lahia) yang dianggap sebagai keranjang makanan utama di Jalur Gaza,” kata Al-Attar.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, menyebabkan korban lebih dari 34.400 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 77.400 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Lebih dari enam bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, menyebabkan 85% penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian