Jakarta, 29 Jumadil Awwal 1436/20 Maret 2014 (MINA)- Direktur Kerja Sama Fungsional ASEAN Kemenlu RI, George Lantu mengatakan, buruh migran Indonesia dituntut untuk memiliki skill yang siap bersaing dengan buruh migran negara yang lain guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
“Program training yang diberikan untuk buruh migran ini harus jelas,” kata George kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), setelah acara Focus Group Discussion tentang ASEAN Community 2015 dan Agenda Perlindungan Buruh Migran, di Hotel Oria, Jakarta, Kamis (19/3) sore.
George mengatakan, penyalur-penyalur buruh migran, seharusnya menjelaskan spesifikasi dari pekerjaan masing-masing buruh. “Jangan ketika setelah bekerja di sana para buruh justru malah mengerjakan semuanya, apa saja,” katanya.
“Pemerintah nantinya juga akan mengupayakan spesifikasi bagi calon buruh migran, misalnya apakah dia itu PRT, juru masak ataupun juru cuci,” katanya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Pejabat Kemenlu itu juga mengingatkan kepada para buruh migran Indonesia untuk mengetahui apa yang akan dilakukan di sana. Pekerjaan apa yang akan diberikan.
“Selama ini banyak buruh pergi keluar negeri tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tidak siap dengan keterampilan apa yang akan dikerjakan. Kami berharap semua instansi ikut membantu akan hal ini, jangan memandang sebelah mata mengenai status mereka,” ujar George.
Ia mengungkapkan, setidaknya terdapat 600 buruh migran Indonesia yang telah sukses di Belanda, mereka semua berprofesi sebagai perawat.
“Bahkan, diantara mereka sudah menjabat sebagai kepala,” kata George memaparkan. Untuk ini terkait sulitnya di Indonesia sendiri bagi perawat untuk mencari pekerjaan, ia mengusulkan agar mereka belajar Bahasa Belanda supaya dapat bekerja di sana.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Contoh sukses yang juga diungkap George, di Timur Tengah, diakui tukang las dari Indonesia memiliki karya yang terbaik. (L/P010/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan