Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KEMENLU: HADAPI MEA, BURUH MIGRAN DITUNTUT MILIKI SKILL SIAP BERSAING

IT MINA - Jumat, 20 Maret 2015 - 07:05 WIB

Jumat, 20 Maret 2015 - 07:05 WIB

504 Views

kementrian_luar_negeriJakarta, 29 Jumadil Awwal 1436/20 Maret 2014 (MINA)- Direktur Kerja Sama Fungsional ASEAN Kemenlu RI, George Lantu mengatakan, buruh migran Indonesia dituntut untuk memiliki skill yang siap bersaing dengan buruh migran negara yang lain guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

“Program training yang diberikan untuk buruh migran ini harus jelas,” kata George kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), setelah acara Focus Group Discussion tentang ASEAN Community 2015 dan Agenda Perlindungan Buruh Migran, di Hotel Oria, Jakarta, Kamis (19/3) sore.

George mengatakan, penyalur-penyalur buruh migran, seharusnya menjelaskan spesifikasi dari pekerjaan masing-masing buruh. “Jangan ketika setelah bekerja di sana para buruh justru malah mengerjakan semuanya, apa saja,” katanya.

“Pemerintah nantinya juga akan mengupayakan spesifikasi bagi calon buruh migran, misalnya apakah dia itu PRT, juru masak ataupun juru cuci,” katanya.

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

Pejabat Kemenlu itu  juga mengingatkan kepada para buruh migran Indonesia untuk mengetahui apa yang akan dilakukan di sana. Pekerjaan apa yang akan diberikan.

“Selama ini banyak buruh pergi keluar negeri tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tidak siap dengan keterampilan apa yang akan dikerjakan. Kami berharap semua instansi ikut membantu akan hal ini, jangan memandang sebelah mata mengenai status mereka,” ujar George.

Ia mengungkapkan, setidaknya terdapat 600 buruh migran Indonesia yang telah sukses di Belanda, mereka semua berprofesi sebagai perawat.

“Bahkan, diantara mereka sudah menjabat sebagai kepala,” kata George memaparkan. Untuk ini terkait sulitnya di Indonesia sendiri bagi perawat untuk mencari pekerjaan, ia mengusulkan agar mereka belajar Bahasa Belanda supaya dapat bekerja di sana.

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Contoh sukses yang juga diungkap George, di Timur Tengah, diakui tukang las dari Indonesia memiliki karya yang terbaik. (L/P010/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Sport
Internasional
Dunia Islam