Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenristekdikti Dukung Pembentukan Politeknik Perkelapaan dan Nilam

Rendi Setiawan - Senin, 10 September 2018 - 22:37 WIB

Senin, 10 September 2018 - 22:37 WIB

2 Views

Jakarta, MINA – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendukung rencana Pemkab Minahasa Selatan (Minsel) dan Aceh Jaya mendirikan Politeknik Perkelapaan dan Nilam. Kemenristekdikti bahkan akan mempercepat usulan dari kedua kabupaten tersebut.

“Sangat tepat. Sangat tepat kalau di dalam satu wilayah ini memiliki itu (politeknik). Kita fokus mengembangkan pendidikan untuk itu supaya bisa berkelanjutan,” kata Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Ape di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (10/9).

Jumain menyebutkan bahwa untuk membuka sebuah lembaga politeknik cukup menyiapkan anggaran sedikitnya Rp 100 miliar dengan jumlah mahasiswa 300 sampai 500 orang. Biaya ini cukup untuk politeknik ukuran sedang (komunitas). Sementara untuk yang besar (non komunitas) bisa memangkas biaya hingga Rp 350 miliar.

“Yang mahal sebetulnya pembangunan gedungnya. Kecuali kalau pemkab sudah menyiapkan gedungnya. Pembentukan ini juga membutuhkan minimal 10 hektare lahan. Tadi dari Bupati Minsel katanya kan sudah siapkan 15 hektare. Jadi pasti bisa,” katanya.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

Ia menyampaikan bahwa Bupati Minsel dan Aceh Jaya sudah siap membuka politeknik. Bahkan keduanya sudah mengusulkan sejak awal 2018. Sementara Kemenristekdikti sedang memproses usulannya karena hal ini menyangkut masa depan daerah tersebut.

“Kita berbicara masa depan. Berbicara masa depan itu sangat penting adanya pengetahuan. Pengetahuan ya pendidikan,” ujarnya.

Jumain menegaskan, pihaknya ingin sarjana-sarjana yang ada bisa memberikan manfaat untuk daerahnya. Jangan sampai para sarjana dari tempat itu tapi keluar dari wilayah situ.

“Jangan sampai sarjana tidak memberikan manafaat bagi daerahnya. Sementara yang di dalam situ masih dihuni orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan yang tinggi, padahal itu diperlukan,” katanya. (L/R06/P1)

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda