Jakarta, MINA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengkoordinasikan dan memobilisasi bantuan kemanusian dari berbagai lembaga untuk membantu korban bencana alam di Palu dan Donggala, Sulawasi Tengah (Sulteng).
Terkait bencana tersebut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyatakan keprihatinan yang mendalam atas musibah yang menyebabkan lebih dari 1.400 orang meninggal dunia, 799 orang luka berat dan 99 orang hilang.
Lebaga yang dikoordinasi Kemenristekdikti yaitu, pegawai pusat Kemenristekdikti maupun dari Perguruan Tinggi, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) di bawah koordinasi Kemenristekdikti untuk disalurkan kepada para korban di Palu dan Donggala.
“Perguruan Tinggi dan LPNK memiliki sumber daya yang sangat dibutuhkan bagi penanganan korban bencana alam. Bantuan yang berhasil dihimpun mulai dari bantuan materil hingga tenaga ahli medis, psikolog, ahli sanitasi dan tenaga ahli lainnya yang dibutuhkan bagi pemulihan pasca bencana,” kata Nasir pada Rabu (3/10), Jakarta.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Menurut data Kemenristekdikti, saat ini terdapat 37 Perguruan Tinggi di wilayah Sulawesi Tengah baik negeri maupun swasta dengan 61.827 mahasiswa. Kemenristekdikti saat ini tengah mengumpulkan data mengenai dosen, mahasiswa ataupun tenaga kependidikan di perguruan tinggi yang menjadi korban bencana alam ini.
Nasir menghimbau masyarakat dan civitas akademika untuk tetap waspada akan gempa susulan dan saling bahu membahu dalam menghadapi musibah ini. Menteri Nasir memastikan Pemerintah akan memberikan beasiswa bagi mahasiswa korban bencana.
Kemenristekdikti akan memberikan bantuan beasiswa baik bagi mahasiswa yang tengah kuliah di Palu dan Donggala maupun mahasiswa asal Palu dan Donggala yang tengah menempuh studi di perguruan tinggi di luar Sulawesi Tengah.
Berdasarkan data Kemenristekdikti saat ini terdapat 3.530 mahasiswa asal Sulawesi Tengah yang tengah menempuh studi di 35 perguruan tinggi di Indonesia (daftar terlampir).
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
“Jangan sampai terjadi mahasiswa terkatung-katung akibat bencana sehingga kuliah berhenti. Nanti soal pembebasan biaya di kampus ataupun beasiswa, akan kita bahas bersama rektor,” ujarnya. (R/R10/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal