Jakarta, MINA – Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pendanaan inovasi industri dan inovasi Perguruan Tinggi Tahun 2018 yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi dengan Lembaga Litbang, dan Lembaga Industri.
“Mudah-mudahan dengan pendanaan ini, bisa meningkatkan inovasi-inovasi yang ada di Indonesia bisa dilakukan hilirisasi,” kata Menristekdikti, Mohamad Nasir pada acara penandatanganan perjanjian kerja sama pendanaan inovasi industri dan inovasi perguruan tinggi 2018 yang di laksanakan di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (17/4).
Dia menjelaskan, pendanaan inovasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan inovasi teknologi di Indonesia.
“Dengan memberikan pendanaan yang tepat dapat diputuskan strategi untuk mengakselerasi proses hilirisasi hasil penemuan dan memecah penghambat-penghambat yang menjadi penyebab gagalnya proses inovasi,” ujarnya.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Adapun yang merupakan penghambat dan menjadi penyebab gagalnya sebuah proses inovasi antara lain area yang kerap disebut Valley of Death (lembah kematian) yang merupakan wilayah kritis proses inovasi teknologi di industri yang meliputi kegiatan uji-uji dan standardisasi sebelum masuk ke industri.
“Kemenristekdikti melalui Program Pendanaan Inovasi Teknologi Perguruan Tinggi dan Inovasi Litbang di Industri berupaya mendorong proses hilirisasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan (litbang), serta meningkatkan kapasitas industri dalam memanfaatkan hasil litbang dalam negeri,” terang Nasir.
Tahun ini, Kemenristekdikti kembali memberikan dana insentif penelitian inovasi industri sebesar 103,8 Miliar Rupiah. Pendanaan inovasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan inovasi teknologi di Indonesia.
Ia menambahkan, pada tahun anggaran 2018 jumlah lembaga litbang dan industri yang mendapatkan pendanaan sebanyak 65 lembaga, dengan komposisi 52 pemenang pendanaan inovasi litbang industri, dan 13 inovasi litbang perguruan tinggi dari bidang fokus (energi, transportasi, TIK, Hankam, Bahan Baku, Material Maju, Pangan dan Kesehatan Obat).
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Negara Inovatif
Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Inovasi Jumain Appe, mengatakan bahwa pendanaan inovasi ini merupakan bentuk kesungguhan pemerintah dalam mendorong hilirisasi hasil penelitian litbang perguruan tinggi dan industri, dan bertujuan mendorong hilirisasi hasil penelitian hingga tahap produksi dan meningkatkan industri nasional Indonesia.
Jumain pun berharap dengan kerjasama antara Kemristekdikti dengan 23 lembaga litbang perguruan tinggi dan industri ini dapat menjadikan Indonesia menjadi negara yang inovatif.
“Pendanaan Inovasi Industri dan Perguruan Tinggi ini di dorong mulai dari tahap hilirisasi hingga ke tahap produksi. Semoga hilirisasi hasil litbang perguruan tinggi dan industri bisa menjadi tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang inovatif,” tuturnya.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Presiden Direktur PT. Zenith Allmart Precindo Allan Changrawinata yang merupakan perwakilan Industri penerima dana insentif dari program Pendanaan Inovasi Industri berharap agar pemerintah terus hadir mendukung industri untuk melahirkan puluhan industri baru yang bergerak di bidang inovasi dan tidak hanya dengan pemberian dana insentif, tapi juga memberikan regulasi kewajiban untuk menggunakan hasil industri secara nasional.
Acara “Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pendanaan Inovasi Industri Kemristekdikti 2018” tersebut turut dihadiri Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Naim, Anggota Komisi VII DPR-RI Tjatur Sapto Edy, Pimpinan Perguruan Tinggi, Pelaku Industri, serta tamu undangan lainnya.
Dalam kegiatan tersebut, juga digelar pameran produk inovasi yang difasiitasi oleh Kemenristekdikti melalui Ditjen Penguatan Inovasi. Pameran tersebut bertujuan memberikan informasi tentang perkembangan kemitraan yang telah terbangun selama ini, serta memberikan informasi kepada masyarakat, sudah sejauhmana hasil-hasil inovasi yang telah dicapai oleh para peneliti.
Pameran produk inovasi tersebut menampilkan 11 produk dari berbagai bidang fokus material maju, bahan baku, TIK, hankam, transportasi, energi, pangan dan kesehatan obat.(L/R01/RS3)
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis
Mi’raj News Agency (MINA)