Jakarta, MINA – Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengadakan simulasi mitigasi bencana di seluruh sekolah-sekolah.
Kerja sama itu dilakukan mengingat Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi bencana, khususnya bencana alam. Maka diperlukan sosialisasi pengetahuan atas kebencanaan itu sendiri sedini mungkin dan secara menyeluruh.
Kemensos sebagai kementerian utama dalam masalah penanggulangan bencana bersama Kemendikbud dalam mengimplementasikan pendidikan kebencanaan di sekolah dengan melibatkan Taruna Siaga Bencana (Tagana).
“Di satu sisi Mensos memiliki tenaga instruktur dan tutor yang banyak yaitu dari Tagana, sementara Kemendikbud memiliki subjek yang bisa digarap yaitu sekolah dan siswa. Maka jika ini dipadukan akan menjadi kekuatan yang sinergis antara dua kementerian,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, di Jakarta, Kamis (17/1).
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Lebih lanjut, Muhadjir menjelaskan bahwa program ini selain melibatkan Tagana, juga akan melibatkan pihak lain yang sudah terdidik dan berpengalaman dalam hal kebencanaan.
“Kita ajak tim nasional, BNPB, juga tim-tim relawan nasional yang sudah bergabung yang sudah well organized dan sudah punya pengalaman, dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama masuk dalam salah satu program kita,” ujarnya.
Ia menambahkan, adapun program simulasi nasional kebencanaan ini akan diberikan keseluruh sekolah di Indonesia dalam waktu dekat dengan serempak. Namun untuk waktunya masih cari, untuk semua jenjang, semua komponen masyarakat, serta dilibatkan pihak terutama yang menjadi titik tumpu di sekolah.
Senada dengan Mendikbud, Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa pihaknya akan segera merealisasikan program mitigasi bencana dengan Kemendikbud.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Di dalamnya ada pelatihan, pendidikan, berkaitan dengan kerawanan terhadap potensi bencana,” kata Agus.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kolaborasi dengan Kemendikbud nantinya akan melibatkan para relawan dan tenaga sukarela di bawah kewenangan Kemensos.
“Kami yang punya para relawan, selanjutnya Kemendikbud melalui sekolah-sekolahnya memberikan kesempatan bagi para Tagana memberikan pelatihan-pelatihan dan simulasi yang berkaitan dengan penanggulangan bencana,” katanya.
Ke depan, Kemensos yang telah memiliki data daerah rawan bencana akan berkoordinasi dengan Kemendikbud untuk merealisasikan program tersebut.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Adapun program yang dilaksanakan dibagi menjadi tiga bagian yaitu pembekalan yang sifatnya informasi, teknik antisipasi dan penanganan bencana, serta simulasi yang melibatkan guru maupun organisasi intra sekolah seperti Korps Sukarelawan Sekolah, Palang Merah Sekolah dan Pramuka. (R/R10/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis