Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KEMENTERIAN AGAMA JALIN KERJASAMA DENGAN ISLAMIC QUALITY ASSURANCE

IT MINA - Kamis, 8 Oktober 2015 - 04:50 WIB

Kamis, 8 Oktober 2015 - 04:50 WIB

345 Views

Foto: kemenag
Foto: kemenag

Foto: kemenag

Jakarta, 24 Dzulhijjah 1436/8 Oktober 2015 (MINA) – Kementerian Agama menandatangani kerjasama dengan Islamic Quality Assurance (IQA) di Hotel Grand Cempaka Jakarta pada Selasa (06/10).

Kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.

“Tema yang diangkat sangat relevan seiring dengan perkembangan pendidikan tinggi Islam di Indonesia dewasa ini,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin pada acara pembukaan “International Seminar, Rountable, and Executive Board Meeting of Islamic-QA”. Sebagaimana siaran pers resmi Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Kamarudin menyampaikan apresiasi kepada Kepala Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang telah menginisiasi penyelenggaraan acara itu dengan tema yang sangat menarik: “Institutional Partnership on Quality Assurance in Strengthening Islamic Higher Educaton”.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

“Perguruan tinggi Islam telah mengalami transformasi yang luas jangkauannya bagi pembentukan identitas kebangsaan Indonesia, bahkan identitas kemusliman dunia,” katanya.

Ia menjelaskan, pertama, perguruan tinggi Islam mendapat dukungan yang kuat dari komunitas muslim yang memiliki pandangan keagamaan yang berbeda-beda.

“Pada saat yang sama perguruan tinggi Islam juga berada pada lingkungan sosiologis yang majemuk baik suku, bahasa, dan agama,” ujar Kamarudin.

Kedua, lanjutnya, perguruan tinggi Islam merupakan `berkah` bagi bangsa Indonesia yang majemuk. Indonesia yang demokratis dan pluralistik seperti sekarang ini sedikit banyak merupakan sumbangan perguruan tinggi Islam.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

“Ketiga, kajian keislaman yang moderat, inklusif, tetapi modern yang dikembangkan perguruan tinggi Islam menjadi perekat yang efektif dari berbagai pandangan keagamaan yang beragam dan menjadi meeting pot dari berbagai faham keagamaan yang ada di Indonesia,” katanya.

Keempat, menjadi unsur perekat kebangsaan yang dilandasi nilai-nilai luhur agama; menciptakan infrastruktur keberagamaan yang moderat; mendukung suasana Indonesia yang demokratis; dan menyiapkan warga bangsa yang menghargai kemajemukan, perbedaan pendapat, toleran, santun, dan inklusif.

“Kelima, jumlah perguruan tinggi Islam di Indonesia yang mencapai 642 lembaga merupakan jumlah terbesar di seluruh dunia Islam,” ujarnya.

Ia juga mengharapkan agar integrasi keilmuan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu umum lebih kuat lagi dikembangkan melalui Universitas Islam Negeri (UIN). Sesuai dengan main mandate dan core business yang diberikan kepada UIN, penerapan integrasi keilmuan ini menjadi distingtif dan menjadi pembeda dengan perguruan tinggi lain, bahkan dengan perguruan Islam di dunia.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Di akhir sambutannya, Kamaruddin juga berharap agar melalui seminar ini lahir pemikiran-pemikiran baru dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi Islam.

Hadir juga dalam pertemuan tersebut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Nasir, Presiden IQA Jawaher al-Mudhaki, Ketua BAN-PT Mansyur Ramly, serta pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. (T/P010/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia