Mekkah, 13 Dzulhijjah 1436/26 September 2015 (MINA) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama akan menelusuri alasan askar mengarahkan jamaah berbelok kiri ke Jalan 223 sehingga mereka harus melintasi Jalan 204 ketika hendak menuju Jamarat. Jalan 204 merupakan lokasi terjadinya insiden jamaah berdesak-desakan pada Kamis (24/9) pagi di Mina.
“Sebab jalur kita adalah yang lurus sesuai dengan peta dan warna hijau,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ketika berbincang dengan jamaah dari Kelompok Terbang (Kloter) JKS 61 Embarkasi Jakarta-Bekasi, Jumat (25/9) malam. Sebagaimana siaran pers resmi Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Lukman mengatakan, keterangan korban asal Indonesia yang menyebutkan askar mengarahkan jamaah ke jalan yang berbeda harus ditelusuri.
“Jalur yang seharusnya dilintasi jamaah Indonesia, yaitu Jalan King Fahd. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah memberikan peta kepada jamaah,” kata Lukman.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ia menyebutkan, warna hijau menunjukkan jalur yang harus dilintasi oleh jamaah Indonesia menuju Jamarat. Jalur tersebut juga sesuai dengan pengaturan yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi.
Oleh sebab itu pihaknya menyatakan pemerintah perlu menggali dan mencari tahu alasan askar atau pihak keamanan Arab Saudi mengarahkan jamaah Indonesia yang hendak menuju Jamarat ke lokasi yang berbeda.
“Ini yang sedang kita dalami,” katanya.
Lebih lanjut menteri menyatakan ,upaya pemerintah untuk perbaikan layanan penyelenggaran haji di Arab Saudi tidak akan berhenti. Pemerintah Indonesia akan menyampaikan kepada Arab Saudi untuk menyelesaikan persoalan seperti di Jalan 204, Mina.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Ini takdir kita, kita jalani takdir ini, tapi kita juga harus menarik pelajaran dari ini. Kami sangat terpukul, tapi kami tidak ingin kejadian serupa terulang,” ujarnya. (T/P010/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata