Ramallah, MINA – Walikota Yerusalem Adnan Ghaith mengatakan, Yerusalem telah menjadi kota yang dipengaruhi oleh serangan pendudukan dan kejahatan yang dilakukan terhadap kota ini dan terhadap kesuciannya.
Ia menyinggung pelanggaran Israel di kota Yerusalem dan rencana kolonial membangun kereta udara di kota tua ke Taman Al-Buraq.
Walikota Yerusalem, Adnan Ghaith, mengatakan melalui telepon bahwa ia tidak dapat menghadiri konferensi pers yang diadakan Kementerian Informasi, Rabu (30/1) karena pasukan pendudukan Israel melarangnya memasuki Tepi Barat.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Pejabat dari Kementerian Informasi mengatakan dalam konferensi pers di Ramallah pada hari Rabu (30/1), konperensi pers adalah sebagai bagian dari program “Hadapi Pers”.
Ia membenarkan bahwa pelanggaran serius terhadap kota suci Yerusalem terjadi setiap hari di kota Yerusalem, kerenanya perlu upaya keras untuk menyelamatkannya
Situasi telah memburuk sejak deklarasi Trump menjadikan Yerusalem sebagai ibukota Israel, dan itu merupakan upaya Gedung Putih untuk membatalkan kehadiran Palestina di Yerusalem.
Unit Departemen Yerusalem menyebutkan, pendudukan bekerja pada dua tujuan utama, pertama pencurian dan pemalsuan sejarah kota, dan kemudian kedua bekerja dengan segala cara yang mungkin untuk mencapai tujuan ini.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Dia menunjukkan adanya poros penghubung pada penggalian Kota Tua dan terowongan di sana.
Pihak Israel juga berupaya untuk membuat sejarah palsu yang mencerminkan identitas Yahudi di Yerusalem, dengan cara mencuri dan menulis identitas Yahudi pada batu-batu.
“Semua yang terjadi didukung oleh hukum dan uang Yahudi,” ujar Direktur Departemen Peta dan Masyarakat Studi Arab, Khalil Tafkaji.
Ia menyebutkan, proyek kereta gantung bertujuan untuk mengendalikan ruang Palestina dan komunitas Islam-Kristen Arab di kota itu, serta menghubungkan Yerusalem Timur dengan Barat, untuk menggabungkan mereka dan memperluas pemukiman. (T/RS2/P1)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)