Kairo, 24 Ramadhan 1434/1 Agustus 2013 (MINA) – Mulai kewalahan menghadapi aksi demo dan kecaman berbagai negara di dunia, Kementerian Dalam Negeri Mesir mendesak pengunjuk rasa pro-Mursi untuk bubar meninggalkan perkemahan di Kairo.
Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi negara pada Kamis (1/8), kementerian dalam negeri menawarkan jalan aman bagi para demonstran yang mau memenuhi seruannya.
“Belum ada tanggal yang ditentukan kapan pemerintah akan membersihkan daerah yang digunakan pendemo,” kata juru bicara Hany Abdel Latif seperti dilaporkan Al-Jazeera dan dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Selanjutnya, Kementerian juga meminta orang-orang di lokasi Raba al-Adawiya dan Nahda untuk segera pergi demi kepentingan nasional.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Sehari sebelumnya, kepolisian resmi pemerintah sementara mengatakan bahwa petugas akan mengambil langkah-langkah bertahap untuk membubarkan kerumunan pengunjuk rasa.
Dalam kunjungannya, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle, menteri luar negeri pertama di dunia yang mengunjungi Mesir sejak Mursi digulingkan, mendesak pemerintah untuk berlaku adil terhadap pengunjuk rasa.
Setelah Pemerintah Mesir mengancam untuk membubarkan secara paksa terhadap aksi unjuk rasa, Departemen Luar Negeri AS mendesak Mesir menghormati hak untuk berkumpul secara damai.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Kami mendesak pemerintah sementara, pejabat dan aparat keamanan, agar menghormati hak untuk berkumpul secara damai, termasuk aksi duduk” kata wakil juru bicara Marie Harf dalam sebuah jumpa pers.
Para pendukung Mursi memilih menginap di kemah-kemah yang dibuatnya di beberapa tempat untuk terus menuntut pengembalian Mursi setelah disingkirkan kekuasaan militer, 3 Juli lalu.
Langkah Bertahap
Setelah mendapat teguran AS, Kementerian Dalam Negeri kemudian mengklarifikasi pernyataannya Rabu, dengan mengatakan bahwa polisi akan mengambil langkah-langkah secara jelas dan bertahap terhadap para demonstran.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Sementara itu, Amnesti International mengatakan tindakan pasukan keamanan yang akan membubarkan aksi unjuk rasa pro-Mursi hanya akan menumpahkan darah lebih banyak lagi.
“Mengingat catatan pasukan keamanan Mesir terhadap para demonstrasi membuktikan penggunaan kekuatan mematikan yang berlebihan dan tidak beralasan, ini berarti penyalahgunaan,” kata Hassiba Hadj Sahraoui, wakil direktur untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di Amnesti Internasional.
“Pihak berwenang serta aparat keamanan harus mulai dengan pendekatan persuasi, negosiasi dan mediasi, dengan menghindari penggunaan kekuatan, seperti yang direkomendasikan oleh standar internasional,” tambahnya, seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Lebih dari 200 orang telah tewas dalam aksi unjuk rasa sejak militer menggulingkan Mursi dari kursi keperesidenan.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Utusan Uni Eropa Bernadino Leon yang berada di Kairo mendesak adanya upaya mediasi dari pihak pemerintah.
Sementara dari AS diberitakan, Senator Republik AS John McCain dan Lindsey Graham dijadwalkan mengunjungi Mesir untuk membantu meredam kekerasan dan untuk persiapan pemilu yang dipercepat. (T/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah