Gaza, MINA – Kementerian Pertanian Palestina mengatakan, ketersediaan bahan pokok dan pangan penduduk Jalur Gaza mendekati bahaya.
Hal itu sebagai akibat dari para petani yang menderita kerugian besar dan keengganan mereka untuk bertani, karena penutupan jalur penyebrangan oleh otoritas pendudukan Israel di Karm Abu Salem.
Karm Abu Salem yang merupakan satu dari dua tempat penyeberangan Israel yang beroperasi ke luar dari daerah kantung pesisir yang diblokade tersebut di mana barang-barang diangkut ke Jalur Gaza itu ditutup selama lebih dari 35 hari berturut-turut.
Koresponden MINA di Gaza melaporkan, Kementerian Pertanian mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa (15/6), nilai kerugian sektor pertanian dan ekspor ikan sebagai akibat dari penutupan penyeberangan Karm Abu Salem berjumlah sekitar $ 12 juta.
Baca Juga: Pasukan Zionis Israel Hancurkan Rumah Warga Palestina di Gaza Selatan
Ia menekanka, perpanjangan penutupan oleh otoritas pendudukan Israel akan menggandakan kerugian petani dan pedagang Palestina.
Kementerian mengindikasikan bahwa petani memiliki niat untuk meninggalkan sektor pertanian mengingat harga lokal yang rendah dan mencegah produk mereka dipasarkan ke Tepi Barat dan diekspor ke negara-negara Arab oleh otoritas pendudukan Israel, serta mencegah persyaratan produksi untuk memasuki Gaza.
Ia memperingatkan, kelanjutan dari situasi ini akan tercermin dalam stok pangan bagi warga di Jalur Gaza.
Kementerian Pertanian Palestina meminta semua lembaga hak asasi manusia juga badan-badan internasional dan Arab yang terkait dengan pertanian dan pangan untuk berdiri pada tanggung jawab mereka agar menghentikan pelanggaran pendudukan Israel terhadap petani dan pedagang.
Baca Juga: Imam di Palestina Ajak Warga Ramaikan Masjid Al-Aqsa Selama Ramadhan
Selain itu, didesak pula untuk segera membuka perlintasan Karm Abu Salem dan mengizinkan pemasaran serta ekspor produk pertanian Palestina serta masuknya pasokan pertanian. (T/MS/R6/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lazzarini: Langkah Israel Bubarkan UNRWA Dapat Perburuk Krisis Pengungsi