Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemerdekaan Indonesia, Palestina, dan Keadilan Global

Redaksi Editor : Arif R - 15 detik yang lalu

15 detik yang lalu

0 Views

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama InternasionalJumat (09/05/2025)(foto : Istimewa)

Oleh Prof Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional

 

DELAPAN puluh tahun sudah bangsa Indonesia menghirup udara kemerdekaan. Sebuah anugerah besar yang diraih dengan darah, keringat, dan air mata para pejuang. Namun dalam peringatan kemerdekaan yang penuh syukur ini, hati kita masih tersayat oleh kenyataan pahit: di belahan dunia lain, bangsa Palestina masih dijajah.

Gaza hancur berkali-kali, rumah-rumah diratakan, masjid dan sekolah dibom, anak-anak dan perempuan menjadi korban genosida yang tidak henti-hentinya. Israel sudah menyatakan rencana penguasaan Gaza dan Palestina. Dunia seolah kehilangan nurani, sementara keadilan global kerap tumpul ketika berhadapan dengan kekuatan kolonialisme modern Amerika.

Baca Juga: Andil Pemimpin Negara Dalam Krisis Global

Bangsa Indonesia, yang sejak kelahirannya menolak segala bentuk penjajahan di atas dunia, tidak boleh tinggal diam. Pembukaan UUD 1945 telah menegaskan dengan lantang: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Kalimat itu bukan sekadar retorika, melainkan janji sejarah yang menjadi ruh perjuangan bangsa. Kemerdekaan Indonesia tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan cita-cita kemerdekaan semua bangsa di dunia. Karena itu, memperjuangkan Palestina berarti menunaikan janji konstitusi, sekaligus meneguhkan jati diri Indonesia di panggung global.

Kita juga menyadari bahwa krisis Palestina bukan hanya soal politik, tetapi juga krisis kemanusiaan multidimensi. Ada penderitaan akibat blokade ekonomi, keterbatasan akses kesehatan, pendidikan yang hancur, serta trauma generasi muda yang tumbuh dalam kepungan perang.

Dunia yang tidak adil melahirkan luka yang dalam, tidak hanya bagi rakyat Palestina, tetapi juga bagi nurani umat manusia. Di sinilah nilai-nilai kemerdekaan Indonesia harus terus kita hidupkan.

Baca Juga: Kemerdekaan Indonesia dan Janji untuk Palestina

Pertama, nilai solidaritas kemanusiaan. Indonesia lahir dari semangat persaudaraan, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama. Semangat ini harus menjadi pijakan untuk terus menyuarakan penderitaan Palestina di forum-forum dunia, memberikan bantuan nyata, dan menggalang solidaritas global.

Kedua, nilai keadilan. Kemerdekaan Indonesia berdiri di atas tekad untuk menegakkan keadilan bagi semua. Di tengah dunia yang kerap dikuasai oleh kepentingan politik dan ekonomi segelintir negara besar, Indonesia harus berani mengambil peran sebagai penggerak keadilan global. Membela Palestina berarti membela prinsip universal bahwa setiap bangsa berhak hidup merdeka dan bermartabat.

Ketiga, nilai kedaulatan. Kemerdekaan adalah wujud kedaulatan penuh suatu bangsa atas tanah, air, dan kehidupannya. Palestina yang terus kehilangan tanah dan ruang hidup adalah cermin nyata betapa kedaulatan bisa dilucuti oleh kekuatan kolonialisme baru. Indonesia, dengan pengalamannya yang panjang, harus menjadi pengingat bagi dunia bahwa kedaulatan adalah harga mati.

Di usia ke-80 ini, kemerdekaan Indonesia menjadi momentum untuk memperdalam komitmen: bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya berarti bebas dari penjajahan, tetapi juga ikut memastikan kemerdekaan bangsa-bangsa lain. Selama Palestina masih terjajah, kemerdekaan dunia belumlah utuh.

Baca Juga: Ulama Asal Palestina Dikirim oleh Turki Utsmani ke Aceh

Maka, mari kita rayakan kemerdekaan dengan penuh syukur, tetapi juga dengan keprihatinan yang mendalam. Syukur yang menumbuhkan tanggung jawab, dan keprihatinan yang mendorong kita untuk terus berdiri bersama Palestina. Harus diyakinkan bahwa di Indonesia jangan ada warga, lembaga dan siapapun yang justru membela zionisme dan tampil di manapun melalui media apapun untuk mengkampanyekan pembelaan terhadap zionisme.

Semoga bangsa Indonesia tidak pernah lelah menjadi suara bagi mereka yang dibungkam, menjadi sahabat bagi mereka yang ditinggalkan, dan menjadi saksi sejarah bahwa perjuangan kemerdekaan adalah perjuangan universal. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Al-Aqsa dan Istiqlal: Dua Pilar Kesadaran dan Kemerdekaan Umat Islam

Rekomendasi untuk Anda